Sejarah Catur dari India, Dimainkan Sahabat Nabi, Masuk Hindia Belanda

By Utomo Priyambodo, Rabu, 24 Maret 2021 | 14:56 WIB
Pertandingan catur dalam serial Netflix The Queen's Gambit. (Netflix)

Dengan cepat, catur kemudian mulai dikenal di seluruh penjuru dunia dan terus mengalami perkembangan dari segi permainan. Perkembangan ini membuat catur menjadi lebih menarik dan lebih seru sehingga menjadikannya sebagai permainan rekreasi paling favorit di Persia.

Pada abab ke-10, umat Islam membawa catur ke Afrika Utara, Sisilia, Spanyol, dan sejumlah negara-negara eropa lainnya, seperti Belanda, Italia, Irlandia, dan Inggris. Catur merupakan permainan favorit Raja Henry I, Henry II, John, dan Richard I dari Inggris, Philip II dan Alfonso X dari Spanyol, dan dari Ivan IV dari Rusia. Pada zaman tersebut, sekitar abad ke-15 Masehi, catur mulai dikenal sebagai permainan kerajaan.

Menghabiskan waktu istirahat untuk bermain catur bersama kawan. (Lutfi Fauziah)
Catur baru masuk ke Indonesia atau dulu disebut Hindia Belanda pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Pada abad ke-19, di zaman penjajahan Belanda tersebut, perkembangan catur di Indonesia mulai terlihat.

Dikutip dari halaman Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB PERCASI), pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia mulanya kebanyakan mereka yang senang bermain catur hanyalah orang-orang Belanda. Barulah pada akhir abad ke-19 bermunculan klub-klub catur di Surabaya, Magelang, Yogyakarta, dan Bandung.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Kho Ping Hoo, Maestro Cerita Silat Indonesia