Pada 1915 di Yogyakarta berdiri Nederlandsch Indische Schaakbond (NISB) atau Perkumpulan Catur Belanda Indonesia yang merupakan perkumpulan catur pertama di Indonesia dan juga merupakan cikal-bakal PERCASI. Namun saat itu juga masih sangat sedikit orang Indonesia yang memainkan apalagi menggemari catur.
Sekitar 1938 sampai pecah perang dunia kedua, jumlah penggemar catur dari kalangan orang Indonesia semakin meningkat, bahkan melebihi jumlah orang-orang Belanda (Eropa) yang berada di Indonesia. Namun ketika Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia, kegiatan catur boleh dibilang terhenti sama sekali, kalaupun ada hanya bersifat lokal.
Setelah pecah revolusi fisik yang berujung pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, walaupun perjuangan bersenjata masih berlangsung dengan sengitnya, kegiatan catur mulai bermunculan kembali. Kemunculan kembali aktivitas permainan catur terutama terjadi di pulau Jawa seperti di Solo, Yogyakarta, dan Magelang.
Atas prakarsa beberapa orang yang bisa disebut para tokoh catur masa itu, pada tahun 1948 didirikanlah “Persatoean Tjatoer Seloeroeh Indonesia” (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) disingkat PERTJASI (PERCASI). Namun karena situasi saat itu yang belum pasti karena masih dalam masa peralihan, maka barulah tanggal 17 Agustus 1950 ditetapkan sebagai tanggal resmi berdirinya PERCASI, dengan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta berkedudukan di Yogyakarta.
Pada 1950 itu juga terpilihlah Ketua Umum PERCASI yang pertama, yakni Dr. Suwito Mangkusuwondo (almarhum). Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur yang pertama akhirnya bisa diadakan pertama kali pada tahun 1953 di Solo.
Kini, kerjuaraan catur rutin diadakan tiap tahunnya, baik di tingkat lokal, nasional, manupun internasional. Banyak orang di Indonesia dan seluruh dunia, baik muda maupun tua, menggandrungi permainan ini, entah sebagai profesional, sebatas hobi, atau sekadar mengisi waktu luang.
Baca Juga: Laksamana Malahayati, Pahlawan Perempuan Penumpas Cornelis de Houtman
Yang menarik, sekarang permainan catur juga telah menjadi tontonan yang menarik untuk disaksikan. Hal itu terbukti pada live streaming pertandingan catur antara Dadang Subur (Dewa Kipas) dan Woman Grandmaster Irene Kharisma Sukandar yang ditonton jutaan orang pada pekan ini.
Begitu pula dengan pertandingan-pertandingan catur dalam serial film, misalnya serial Netflix berjudul The Queen's Gambit yang rilis pada akhir 2020. Mini seri ini sudah ditonton oleh 62 juta akun pengguna layanan aliran video (video streaming) itu hanya dalam waktu 28 hari pertama penayangannya.
Pergerakan bidak-bidak catur di dalam 64 kotak persegi itu tampaknya telah menembus banyak batas. Orang-orang tanpa melihat batas wilayah dan usia telah mencintai permainan ini dengan sepenuh hati.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon