Dahsyatnya Letusan Vesuvius, Hanya Butuh 15 Menit Musnahkan Pompeii

By Utomo Priyambodo, Kamis, 25 Maret 2021 | 14:00 WIB
Pemandangan ketika Gunung Vesuvius bererupsi dahsyat pada 79 Masehi, yang mengubur Kota Pompeii.
Pemandangan ketika Gunung Vesuvius bererupsi dahsyat pada 79 Masehi, yang mengubur Kota Pompeii. (kompas.com)

Awan mematikan memiliki "suhu lebih dari 100 derajat dan terdiri dari CO2, klorida, partikel abu pijar dan kaca vulkanik", kata Roberto Isaia, peneliti senior dari Vesuvius Observatory di INGV sebagaimana dikutip dari The Guardian.

“Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengembangkan model untuk mencoba memahami dan mengukur dampak aliran piroklastik di daerah yang dihuni Pompeii, sekitar 10 kilometer dari Vesuvius,” tambahnya.

Baca Juga: Begitu Dahsyat Ledakan Beirut Lebanon sampai Atmosfer Bumi Terguncang

Sisa bangunan di Pompeii yang ditinggalkan oleh penduduk akibat letusan Gunung Vesuvius.
Sisa bangunan di Pompeii yang ditinggalkan oleh penduduk akibat letusan Gunung Vesuvius. (Yunaidi Joepoet)

Studi tersebut menegaskan bahwa penduduk Pompeii memang tidak dapat melarikan diri, dan sebagian besar dari mereka yang meninggal mati lemas di rumah dan tempat tidur mereka, atau di jalan-jalan dan alun-alun kota.

Pemodelan yang dibuat Isaia dan rekan-rekannya memperkirakan gas, abu, dan partikel vulkanik akan menyelimuti kota itu selama antara 10 dan 20 menit. "Kemungkinan puluhan orang tewas akibat hujan lapili yang jatuh di Pompeii setelah letusan, tetapi kebanyakan dari mereka meninggal karena sesak napas," kata Isaia.

Isaia menjelaskan bahwa aliran piroklastik yang terdiri atas gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan akan mencapai Pompeii hanya beberapa menit setelah ledakan. “15 menit di dalam awan neraka itu pasti tak ada habisnya. Penduduknya tidak bisa membayangkan apa yang sedang terjadi. Orang Pompeii hidup dengan gempa bumi, tetapi tidak dengan letusan, jadi mereka dikejutkan dan tersapu oleh awan abu pijar itu."

Baca Juga: Studi atas Kuburan Massal Kuno di Kroasia Ungkap Sisi Gelap Manusia

Foto yang viral itu menampilkan pria korban letusan vesuvius yang tampak sedang duduk di lantai dan (Lutfi Fauziah)

Penelitian INGV ini menggambarkan aliran piroklastik sebagai "dampak paling merusak" dari letusan eksplosif Gunung Vesuvius. “Sebanding dengan longsoran, aliran piroklastik dihasilkan oleh runtuhnya kolom letusan. Debu vulkanik yang dihasilkan mengalir di sepanjang lereng gunung berapi dengan kecepatan ratusan kilometer per jam, pada suhu tinggi dan dengan konsentrasi partikel yang tinggi."

Saat ini, reruntuhan Pompeii adalah situs arkeologi kedua yang paling banyak dikunjungi di Italia, setelah Colosseum di Roma. Tahun lalu situs ini berhasil menarik sekitar satu juta wisatawan.

 

“Sangat penting untuk dapat merekonstruksi apa yang terjadi selama letusan Vesuvius di masa lalu, mulai dari catatan geologi, untuk melacak karakteristik arus piroklastik dan dampaknya terhadap populasi,” kata Prof Pierfrancesco Dellino dari University of Bari.

"Pendekatan ilmiah yang diadopsi dalam studi ini mengungkapkan informasi yang terkandung dalam endapan piroklastik dan menjelaskan aspek baru letusan Pompeii dan memberikan wawasan berharga untuk menafsirkan perilaku Vesuvius, juga dalam hal perlindungan penduduk," imbuhnya.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon