Orang Cina dalam Cerita Sebutir Kacang di Jalur Rempah Nusantara

By Utomo Priyambodo, Kamis, 10 Juni 2021 | 13:03 WIB
Gambar litografi kapal dagang yang melewati perairan China dan Asia Tenggara. Dua bendera di kapal menunjukkan hubungan antara Kesultanan Islam di Nusantara dengan Tiongkok. (Jan Huyghen van Linschoten)

Nationalgeographic.co.idJalur Rempah Nusantara tak hanya berperan memperkenalkan rempah-rempah asal Indonesia ke seluruh dunia, tapi juga membawa komoditas dari seluruh dunia ke Indonesia. Salah satu komoditas yang bisa masuk ke Indonesia berkat jalur ini adalah kacang—kendati kacang bukanlah tergolong rempah.

Kacang tanah yang biasa kita konsumsi saat ini diyakini dibawa oleh orang-orang Cina, saat wilayah Nusantara ini masih dipimpin oleh banyak kerajaan. Sebuah gambar dari Jan Huyghen van Linschoten pada tahun 1596 menunjukkan bahwa para pedagang dari Tionghoa telah berkongsi dan berkolaborasi dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.

Catatan terkait keberadaan kacang tanah, setidaknya sudah ada di Nusantara sejak abad ke-17. Dalam sketsa di Herbarium amboinense edisi 1741-1750 yang dibuat oleh Georg Eberhard Rumphius (Rumpf), ahli botani di zaman Hindia Belanda, disebutkan bahwa banyak tanaman kacang tanah sudah tumbuh subur di wilayah Maluku.

Pada 1592 Petrus Plancius, seorang kartografer dan pendeta Flemish di Gereja Reformasi Calvinis, mensponsori misi rahasia untuk mendapatkan bagan manuskrip rahasia Portugis dari Lisbon. (Altea Gallery)