Lima Kota Hilang Legendaris yang Belum Ditemukan Selain Atlantis

By Utomo Priyambodo, Rabu, 31 Maret 2021 | 19:30 WIB
Kota-kota legendaris yang hilang. (Ancient Origins)

 

Nationalgeographic.co.id—Kisah Atlantis adalah salah satu kisah paling terkenal dan abadi tentang kota yang hilang. Kota ini dikisahkan telah ditelan oleh laut dan hilang selamanya.

Namun, kisah Atlantis tidaklah benar-benar unik, karena budaya lain memiliki legenda serupa tentang daratan dan kota yang telah menghilang karena tersapu oleh gelombang air laut, terkubur di bawah padang pasir, atau terkubur di bawah vegetasi hutan selama berabad-abad.

Dari tanah air kuno suku Aztec hingga El Dorado si kota emas yang hilang, berikut ini adalah lima kota hilang legendaris yang hingga kini belum ditemukan, seperti dikutip dari Ancient Origins.

1. Kota Aztlan yang Hilang - Tanah Air Legendaris Suku Aztec

Kota Aztlan yang Hilang. (Ancient Origins)

Orang-orang Aztec di Meksiko pernah menciptakan salah satu kerajaan terkuat di Amerika kuno. Meskipun banyak yang diketahui tentang kerajaan mereka yang telah berhasil ditemukan di wilayah yang kini menjadi Kota Meksiko, masih sedikit yang bisa diketahui terkait awal mula budaya Aztec.

Banyak yang menganggap Pulau Aztlan yang hilang sebagai tanah air kuno tempat orang-orang Aztec mulai terbentuk sebagai peradaban sebelum mereka bermigrasi ke Lembah Meksiko. Beberapa percaya itu adalah tanah mitos, mirip dengan Atlantis atau Camelot, yang akan terus hidup melalui legenda tetapi tidak akan pernah ditemukan dalam keberadaan fisiknya. Sebagian lainnya percaya itu adalah lokasi fisik yang benar-benar ada yang suatu hari nanti akan diidentifikasi.

Pencarian tanah Aztlan telah berlangsung dari Meksiko Barat, sampai ke gurun Utah, dengan harapan menemukan pulau legendaris tersebut. Namun, pencarian ini tidak membuahkan hasil, sehingga lokasi dan keberadaan Kota Aztlan yang hilang itu tetap menjadi misteri hingga kini.

Pembentukan peradaban di Aztlan berasal dari legenda. Menurut legenda Nahuatl, ada tujuh suku yang pernah tinggal di Chicomoztoc --“tempat tujuh gua”. Suku-suku ini mewakili tujuh kelompok Nahua: Acolhua, Chalca, Mexica, Tepaneca, Tlahuica, Tlaxcalan, dan Xochimilca (sumber yang berbeda memberikan variasi nama ketujuh kelompok tersebut). Ketujuh kelompok tersebut, yang merupakan kelompok yang memiliki bahasa yang sama, meninggalkan gua masing-masing dan menetap sebagai satu kelompok di dekat Aztlan.

Baca Juga: Bulan Purnama Bantu Membebaskan Kapal 'Ever Given' dari Terusan Suez

Kata Aztlan berarti “negeri di utara; tanah tempat kami, suku Aztec, berasal.” Konon akhirnya, orang-orang yang mendiami Aztlan dikenal sebagai suku Aztec, yang kemudian bermigrasi dari Aztlan ke Lembah Meksiko. Migrasi Aztec dari Aztlan ke Tenochtitlán adalah bagian yang sangat penting dari sejarah Aztec. Ini dimulai pada 24 Mei 1064, yang merupakan tahun matahari Aztec pertama.

Hingga hari ini, keberadaan sebenarnya dari sebuah pulau yang dikenal sebagai Aztlan itu belum bisa terkonfirmasi. Banyak yang telah mencari tanah itu, dengan harapan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dari mana suku Aztec berasal, dan mungkin juga pemahaman yang lebih baik tentang sejarah Meksiko kuno. Namun, seperti kota-kota hilang lainnya, tidak jelas apakah Aztlan akan ditemukan.

 

2. Tanah Lyonesse yang Hilang - Kota Legendaris di Dasar Laut

Tanah Lyonesse yang Hilang (Ancient Origins)

Dalam legenda Arthurian, Lyonesse adalah negara asal Tristan dari kisah legendaris Tristan dan Iseult. Tanah mitos Lyonesse sekarang disebut sebagai "Tanah Lyonesse yang Hilang", karena pada akhirnya dikatakan telah tenggelam ke laut.

Namun, kisah legendaris Tristan dan Iseult menunjukkan bahwa Lyonesse dikenal lebih dari sekadar tenggelam ke laut, dan bahwa ia memiliki kehadiran yang legendaris saat ia masih berada di atas tanah. Meskipun Lyonesse sering disebut dalam cerita legenda dan mitos, ada beberapa kepercayaan bahwa kota itu mewakili kota yang sangat nyata yang tenggelam ke laut bertahun-tahun yang lalu. Dengan lokasi yang begitu legendaris, sulit untuk memastikan di mana legenda berakhir dan kenyataan dimulai.

Ada beberapa variasi dalam legenda yang mengelilingi tenggelamnya Lyonesse. Sebelum tenggelam, Lyonesse merupakan tanah yang luas, berisi seratus empat puluh desa dan gereja.

Baca Juga: Tenggelamnya Kota-Kota Dunia, Jakarta dan Bangkok Paling Cepat Kelelap

Lyonesse dikatakan menghilang pada tanggal 11 November 1099 (meskipun beberapa cerita menggunakan tahun 1089, dan beberapa berasal dari abad ke-6). Tiba-tiba daratan itu dibanjiri laut. Seluruh desa ditelan, dan semua penduduk serta hewan di daerah itu tenggelam.

Setelah tertutup air, tanah tersebut tidak pernah muncul kembali. Sementara dalam dongeng Arthurian legendaris, ada beberapa kepercayaan bahwa Lyonesse pernah menjadi tempat yang sangat nyata yang melekat pada Scilly Isles di Cornwall, Inggris. Bukti-bukti menunjukkan bahwa permukaan laut jauh lebih rendah di masa lalu, sehingga sangat mungkin bahwa daerah yang dulunya merupakan pemukiman manusia di atas permukaan tanah sekarang berada di bawah permukaan laut.

3. El Dorado - Kota Emas yang Hilang

Kota Emas El Dorado yang Hilang. (Ancient Origins)

Selama ratusan tahun, pemburu harta karun dan sejarawan sama-sama mencari El Dorado, kota emas yang hilang. Gagasan tentang kota yang dipenuhi emas dan kekayaan lainnya itu memiliki daya tarik alami, menarik perhatian individu dari seluruh dunia dengan harapan menemukan harta karun dengan nilai tertinggi, dan keajaiban kuno. Terlepas dari banyaknya ekspedisi di seluruh Amerika Latin, kota emas El Dorado tetap menjadi legenda, tanpa bukti fisik yang mendukung keberadaannya.

Asal-usul El Dorado berasal dari kisah-kisah legendaris suku Muiska. Setelah dua migrasi --satu pada 1270 SM dan satu antara 800 dan 500 SM, suku Muiska menduduki daerah Cundinamarca dan Boyacá di Kolombia. Menurut legenda, seperti yang tertulis dalam “El Carnero” karya Juan Rodriguez Freyle, Muiska mempraktikkan ritual untuk setiap raja yang baru diangkat yang melibatkan serbuk emas dan harta berharga lainnya.

Ketika seorang pemimpin baru diangkat, banyak ritual akan dilakukan sebelum dia mengambil perannya sebagai raja. Dalam salah satu ritual ini, raja baru akan dibawa ke Danau Guatavita, di mana dia akan ditelanjangi, dan ditutupi serbuk emas. Dia akan ditempatkan di atas rakit yang sangat dihias, bersama dengan pengiringnya dan tumpukan emas dan batu mulia. Rakit itu akan dikirim ke tengah danau, di mana raja akan membersihkan serbuk emas dari tubuhnya, sementara pembantunya akan membuang pecahan emas dan batu mulia ke dalam danau. Ritual ini dimaksudkan sebagai pengorbanan kepada dewa Muiska.

Baca Juga: Arkeolog Menggali Kembali Kota Hilang di Honduras

Pada tahun 1545, Conquistadores Lázaro Fonte dan Hernán Perez de Quesada berusaha mengeringkan Danau Guatavita. Saat mereka melakukannya, mereka menemukan emas di sepanjang tepinya, memicu kecurigaan mereka bahwa danau itu berisi harta kekayaan.

Mereka bekerja selama tiga bulan, dengan pekerja membentuk rantai ember, tetapi mereka tidak dapat mengeringkan danau dengan cukup untuk mencapai harta apa pun di dalam danau. Pada tahun 1580, upaya lain untuk mengeringkan danau dilakukan oleh pengusaha bisnis Antonio de Sepúlveda. Sekali lagi, berbagai keping emas ditemukan di sepanjang tepiannya, tetapi harta di kedalaman danau tetap tersembunyi.

Upaya pencarian-pencarian lainnya juga telah dilakukan di Danau Guatavita, dengan perkiraan bahwa danau tersebut dapat berisi emas hingga senilai 300 juta dolar AS, namun tidak berhasil menemukan harta karun tersebut. Semua pencarian terhenti ketika pemerintah Kolombia menyatakan danau itu sebagai kawasan lindung pada tahun 1965.

 

4. Kota Z yang Hilang

Kota Z yang Hilang. (Ancient Origins)

Legenda terkait kota emas yang hilang semacam El Dorado juga telah ada --meski dengan nama berbeda-- sejak orang-orang Eropa pertama kali tiba di Dunia Baru. Penakluk Spanyol, Francisco de Orellana, adalah orang pertama yang menjelajah di sepanjang Rio Negro untuk mencari kota dalam legenda tersebut.

Pada tahun 1906, Royal Geographical Society, sebuah organisasi Inggris yang mensponsori ekspedisi ilmiah, mengundang penjelajah Percy Fawcett untuk melakukan survei di bagian perbatasan antara Brasil dan Bolivia. Ia menghabiskan 18 bulan di daerah Mato Grosso dan selama berbagai ekspedisinya itulah Fawcett menjadi terobsesi dengan gagasan tentang peradaban yang hilang di daerah ini.

Pada 1920, Fawcett menemukan sebuah dokumen di Perpustakaan Nasional Rio De Janeiro yang disebut Manuskrip 512. Itu ditulis oleh seorang penjelajah Portugis pada 1753, yang mengklaim telah menemukan kota bertembok jauh di wilayah Mato Grosso di hutan hujan Amazon. Naskah itu menggambarkan kota perak yang hilang dengan bangunan bertingkat, lengkungan batu yang menjulang tinggi, jalan-jalan lebar yang mengarah ke danau tempat penjelajah telah melihat dua orang Indian kulit putih di dalam sampan. Fawcett menyebut ini sebagai Kota Z yang Hilang.

Baca Juga: Kota-Kota Besar Dunia Akan Tenggelam, Bagaimana dengan Jakarta?

Pada tahun 1921, Fawcett memulai ekspedisinya yang pertama dari sekian banyak ekspedisi untuk menemukan Kota Z yang Hilang. Namun ia dan timnya sering kali terhalang oleh kesulitan di hutan, hewan berbahaya, dan penyakit yang merajalela.

Pada tahun 1925, pada usia 58, Fawcett menuju ke hutan Brasil untuk kembali mencari Kota "Z" yang hilang tersebut. Dia dan timnya kemudian menghilang tanpa jejak dan ceritanya akan menjadi salah satu berita terbesar pada masanya. Meskipun ada misi penyelamatan yang tak terhitung jumlahnya, Fawcett tidak pernah ditemukan.

Meskipun kota Z yang hilang tidak pernah ditemukan, banyak kota kuno dan sisa-sisa situs religius telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir di hutan Guatemala, Brasil, Bolivia, dan Honduras. Dengan munculnya teknologi pemindaian baru, ada kemungkinan bahwa kota kuno yang terkait dengan legenda Z, suatu hari nanti dapat ditemukan.

 

5. Kota Gurun Julfar yang Hilang di Dubai

Ilsutrasi Kota Gurun Julfar yang Hilang. (Ancient Origins)

Salah satu kota hilang paling terkenal di Arab --menggiurkan karena sejarawan telah mengetahui keberadaannya dari catatan tertulis tetapi tidak dapat menemukannya-- adalah kota abad pertengahan Julfar. Julfar diyakini merupakan rumah bagi pelaut Arab legendaris Ahmed ibn Majid, bahkan juga diduga sebagai tempat tingga Sindbad si Pelaut fiksi.

Julfar berkembang pesat selama seribu tahun sebelum jatuh ke dalam kehancuran dan menghilang dari ingatan manusia selama hampir dua abad. Tidak seperti kota gurun lainnya, Julfar adalah pelabuhan yang berkembang pesat, bahkan menjadi pusat perdagangan selatan Arab Teluk pada Abad Pertengahan.

Baca Juga: Dahsyatnya Letusan Vesuvius, Hanya Butuh 15 Menit Musnahkan Pompeii

Kota ini diketahui berada di suatu tempat di pantai Teluk Persia di utara Dubai, tetapi situs sebenarnya hanya pernah ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1960-an dan setelah itu tidak pernah ditemukan lagi. Tanda-tanda permukiman paling awal yang ditemukan di situs tersebut berasal dari abad ke-6, saat penduduknya sudah berdagang hingga ke India dan Timur Jauh secara rutin.

Abad ke 10 hingga 14 adalah zaman keemasan bagi Julfar dan untuk perdagangan dan pelayaran Arab jarak jauh, dengan navigator Arab secara rutin melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia. Orang-orang Arab telah berlayar ke perairan Eropa jauh sebelum orang-orang Eropa berhasil berlayar melalui Samudera Hindia dan ke Teluk Persia, misalnya.

Sebagai pangkalan utama pelayaran dan perdagangan ini, Julfar adalah kota terbesar dan terpenting di Teluk selatan selama lebih dari seribu tahun. Para pedagang Arab secara rutin melakukan pelayaran laut raksasa selama delapan belas bulan sejauh Tiongkok untuk berdagang.

Pusat komersial yang begitu berharga ini menarik terus perhatian para penjelajah di luar Arab. Portugis mengambil alih wilayah ini pada abad ke-16, dan saat itu Julfar menjadi kota besar yang berpenduduk sekitar 70.000 orang.

Seabad kemudian Persia merebutnya. Namun pada 1750 mereka menyerah pada suku Qawasim dari Sharjah yang menempatkan diri mereka di sebelah di Ras al-Khaimah, yang terus menguasai daerah itu hingga hari ini.

Namun mereka meninggalkan Julfar sehingga lama-kelamaan kota itu terlupakan dan hanya menjadi reruntuahn di antara bukit-bukit pasir. Saat ini sebagian besar area Kota Julfar kemungkinan besar masih tersembunyi di bawah bukit-bukit pasir yang luas di utara Ras al-Khaimah tersebut.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon