Earth Hour Bersama Hujan, Kolaborasi Komunitas 'Bersepeda Demi Bumi'

By National Geographic Indonesia, Selasa, 30 Maret 2021 | 13:42 WIB
Bersepeda di malam hari membutuhkan kesiapan peranti dan ekstra siaga. (Antol & Sherman)

 

Oleh Andi Pananrang

 

Nationalgeographic.co.id—Earth Hour merupakan upaya menyerukan penghematan energi sebagai langkah memperlambat perubahan iklim. Demi Bumi yang lebih baik, kita mematikan lampu selama 60 menit dari pukul 19.30-20.30 setiap 27 Mei.

Kadang kegiatan kita bisa menghasilkan emisi gas karbon yang akan mempercepat terjadinya perubahan iklim. Sekecil apapun upaya untuk memperlambat dampak perubahan iklim adalah penting.

Selama Earth Hour 2021, National Geographic Indonesia melalui seruan #sayapilihbumi dan #sayapejalanbijak mengajak warga untuk peduli tentang nasib Bumi. Seruan ini tidak sekadar mematikan lampu, tetapi juga berkolaborasi dengan berbagai komunitas sembari bersepeda di malam hari. Tentu saja aktivitas satu malam ini dampaknya kecil dalam menahan laju perubahan iklim. Namun, seruan ini sebagai salah satu bentuk edukasi dalam menghemat energi dan emisi dari kegiatan sehari- hari.

Baca Juga: Demam Sepeda dan Bagaimana Itu Mengubah Dunia Pada 1890-an?

'Bersepeda Demi Bumi' saat Earth Hour 27 Maret 2021. Aksi ini digagas oleh #SayaPilihBumi, #SayaPejalanBijak bersama komunitas Bike To Work Indonesia dan beberapa komunitas lainnya di Jakarta. (Andi Pananrang/SayaPilihBumi)

Kegiatan ini dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan—seperti menggunakan masker dan selalu mencuci tangan. Bersepeda Demi Bumi digagas bersama #SayaPilihBumi dan #SayaPejalanBijak bersama komunitas Bike To Work Indonesia. Kegiatan ini juga mengajak beberapa kolaborator komunitas seperti Goes untuk Bumi, Perempuan ID bersepeda, night_rideaddict, seliselatan Jakarta, elementrock city, gowesin Depok, Eco transport dan masih banyak lagi lainnya.

Para pesepeda berkumpul di Fx Sudirman, lalu melaju dengan sepeda mereka sekitar 60 menit menuju Eiger Coffee di Radio Dalam sebagai pemberhentian akhir. Meskipun Jakarta diguyur hujan, kegiatan ini tidak menyurutkan semangat para peserta untuk beraksi dalam Earth Hour.

“Kami tetap semangat dan #bersepedauntukbumi yang kami lakukan tentu saja bukan hanya untuk hari ini tetapi semoga diwujudkan dalam keseharian dan seterusnya sebagai bentuk perubahan perilaku warga kita,” ujar Diky Wahyudi Lubis, selaku community dan campaign manager dari National Geographic Indonesia.

Sekecil apapun upaya untuk memperlambat dampak perubahan iklim adalah penting!

“Mungkin ini upaya kolaborasi yang bisa kami lakukan bersama kawan kawan pesepeda agar dengan cepat dan segera untuk bisa mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk bijak berkendara dalam rangka upaya mengurangi emisi gas buang agar kita bisa memperlambat laju perubahan iklim dengan #bersepedauntukbumi,” lanjut Diky.

Acara peringatan Earth Hour yang diselenggarakan ini juga sebagai bagian dari rangkaian HUT National Georaphic Indonesia yang ke 16 Tahun yang jatuh pada tanggal 28 Maret 2021. Tidak hanya mematikan lampu saja, tapi juga komunitas yang hadir mendapat hiburan dari musisi Betawi, Ipank dan juga musik Reggae dari Cozy Republik.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak dan mengajak masyarakat luas untuk memulai kebiasaan baik dengan melakukan penghematan energi dan mengurangi emisi. Dimulai dengan membiasakan bersepeda ke lokasi – lokasi yang masih terjangkau. Selain sehat, kita juga membantu mengurangi polusi udara dan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: Meneropong Prospek Ekonomi Sirkular sebagai Langkah Pelestarian Lingkungan

Eiger Coffee di Radio Dalam sebagai pemberhentian akhir. Meskipun Jakarta diguyur hujan, kegiatan ini tidak menyurutkan semangat para peserta untuk beraksi dalam Earth Hour. (Andi Pananrang/SayaPilihBumi)