Obituari Umbu Landu Paranggi: Presiden Malioboro hingga Mahaguru Puisi

By Utomo Priyambodo, Selasa, 6 April 2021 | 19:00 WIB
Umbu Landu Paranggi (Titik Kartitiani)

Umbu tidak mengajarkan teknik penulisan puisi, tapi mengajarkan bagaimana menyelami suka-duka hidup sebagai proses yang memantik penciptaan puisi.

"Dia nggak pernah ngajari kita teknik puisi secara teori. Tapi mengajarkan kita bersentuhan langsung pada kehidupan yang lebih luas, yang bagi dia adalah puisi alam raya," ujar Jengki.

Hal senada juga dikatakan oleh Warih Wisatsana. Menurutnya, Umbu adalah pribadi yang tulus dan rendah hati. "Dia bukan semata guru dalam pengertian mengajari puisi secara langsung. Tapi bagaimana mendorong teman-teman muda untuk mengembangkan bakat dan minatnya dengan mengalami pengalaman hidup."

"Jadi sentuhannya sangat pribadi. Misalnya dia bisa mengajak kami atau seseorang untuk bermalam-malam ke Pasar Kumbasari. Walaupun hujan, kata dia, kamu hayati hujan itu supaya hidupmu kuyup dan kamu kuyup dengan hidup untuk mengalami pengalaman. Barulah kemudian kamu akan mendapatkan kedalaman haru. Barulah proses penciptaan itu bekerja dalam dirimu," tutur Warih mengenang ucapan Umbu.

Baca Juga: Pusparagam Cycloop: Asal-Usul Pulau Seniman Lukis di Danau Sentani

Umbu Landu Paranggi, penyair sekalgus guru bagi banyak seniman. (Wayan Jengki Sunarta)

Keistimewaan Umbu Landu Paranggi bagi Murid-Muridnya

Cok Sawitri, seniman sekaligus murid Umbu di Bali, mengatakan bahwa Umbu adalah sosok istimewa yang bisa membuat murid-muridnya merasa diistimewakan olehnya. "Semua yang pernah berkaitan dengan Pak Umbu itu pasti merasa istimewa," ungkap Cok.

"Kita pas SMP, SMA, pasti pernah punya guru bahasa dan sastra, kan? Tapi Pak Umbu itu beda dengan guru lainnya. Pak Umbu itu sanggup dengan caranya yang misterius bisa merangkul semua. Mau dia guru, mau dia dosen, mau dia apa saja, bisa masuk ke dalam kegiatannya."