Selain Cak Nun, tokoh bernama besar lainnya yang pernah jadi murid Umbu adalah Ebiet G. Ade, musisi legendaris Indonesia. Wayan Jengki Sunarta, penyair sekaligus murid Umbu Landu Paranggi, mengatakan bahwa Ebiet pernah ikut "nimbrung-nimbrung" di Persada Studi Klub sekitar awal tahun 1970-an.
"Cuma Ebiet G. Ade merasa tidak berbakat menjadi penyair. Akhirnya ia lebih lari ke penulisan lirik lagu," ujar Jengki kepada National Geographic Indonesia, Selasa (6/4/2021).
Jengki adalah satu murid Umbu yang menunggui gurunya itu ketika dirawat di Rumah Sakit Bali Mandara di Sanur, Bali. Umbu mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit tersebut pada Selasa, 6 April 2021, pukul 03.55 Wita, setelah dirawat sejak Sabtu malam, 3 April 2021.
Pria bernama lengkap Umbu Wulang Landu Paranggi itu meninggal dunia di usia 77 tahun. Ia lahir di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur, Pulau Sumba, pada 10 Agustus 1943.
Baca Juga: Apa yang Dipesan Chairil Anwar Setibanya di Batavia?
Dia menyelesaikan Sekolah Rakyat dan Sekolah Menengah Pertama di Sumba, menempuh Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta, dan kemudian melanjutkan studi ke Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hingga tahun 1965.
Umbu mulai menulis ketika duduk di SMP. Karyanya pertama kali dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia (ruang "Fajar Menyingsing") pada tahun 1960. Umbu berusaha terus meningkatkan diri sehingga puisinya akhirnya menembus "Ruang Budaya" pada tahun 1962. Selanjutnya, sajak-sajaknya dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia, Gajah Mada, Basis, Gema Mahasiswa, Mahasiswa Indonesia, Gelanggang, dan Pelopor Yogya.
Umbu kemudian menjadi redaktur sastra mingguan Pelopor Yogya dan mendirikan serta mengasuh Persada Studi Klub sejak akhir 1960-an hingga 1975. Pada tahun 1975 ia pindah ke Bali. Akibatnya, aktivitas Persada Studi Klub menurun dan akhirnya bubar pada 1977 seiring dengan tutupnya Pelopor Yogya. Dari Persada Klub Studi ini lahir nama-nama besar seperti Cak Nun, Linus Suryadi, Eko Tunas, Korrie Layun Rampan, Imam Budhi Santosa, hingga Ebiet G. Ade.
Baca Juga: Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?
Periode di Bali - Mahaguru Puisi dan Kehidupan yang Tak Pernah Menggurui
Di Bali Umbu juga mendapatkan banyak murid seperti di Yogyakarta. Wayan Jengki Sunarta, Cok Sawitri, Warih Wisatnana, Oka Rusmini, I Nyoman Wirata, dan Putu Fajar Arcana adalah beberapa di antaranya yang dikenal di dalam lingkaran kesenian.
Jengki mengatakan, Umbu adalah seorang pendidik, motivator, dan pencari bakat. "Dia seorang guru, tapi tidak menggurui," kata Jengki.
"Dia mengajar dengan caranya sendiri, dengan caranya yang unik. Dengan bahasa kode, bahasa simbol. Dia mengajari kita bukan cuma soal memahami sastra, tapi juga bagaimana memahami kehidupan yang lebih luas."