Tempat yang mewadahi otak itu menyimpan bukti-bukti seperti alur tipis dan gundukan kecil yang memungkinkan mereka menganalisisnya.
Pada fosil Homo erectus yang sudah berkembang di dataran Eurasia, lewat pemindaian ternyata otak mereka cenderung lebih kompleks. Perkembangan itu juga dapat dilihat di bagian tulang dahi yang makin maju untuk menyimpan lobus frontalis yang berperan dalam kognisi.
"Lobus frontalis ini sangat penting untuk menggambarkan kecerdasan evolusi otak manusia yang melahirkan bahasa, kognisi sosial, dan membuat alat," Rusyad menjelaskan. "Kalau kera, apa yang dilihat di depan cuma langsung dipakai, atau ada batang kayu untuk menjebak semut untuk dimakan, seperti oleh simpanse."
Baca Juga: Arkeolog Menemukan 'Kota Emas Luxor yang Hilang', Pompeii Versi Mesir
Temuan Rusyad dan tim hanya berkonsentrasi pada Homo erectus. Alasannya, jenis manusia purba ini memiliki rentang waktu kemunculan dan kepunahan yang relatif lama sehingga menarik untuk diteliti.
Dirinya tak menampik kemungkinan bila nantinya ada riset terbaru untuk memahami perkembangan otak pada manusia purba lainnya seperti Homo florensiensis.
"Secara keluruhan, perlu diperbanyak jumlah sampel untuk sebagai evolusi otak ini, mungkin bisa meliputi bukan genus Homo saja, tapi pada genus lain seperti Australopithecus juga. Makin banyak makin baik," sarannya.