"Ada banyak anomali terkait yang dilaporkan pada pasien itu, ini mungkin termasuk kelainan pada meatus seperti hipspadia, atau epispadius, anomali skrotum seperti skortum bifid, anomali testeis seperti testis ektopik yang tidak turun, anomali blabber yang lebih rendah, atau kelainan pada pencernaan, tulang rangka atau panggul, atau kelainan jantung," tulis mereka.
"Ketika bayi memiliki kelainan kongenital utama yang terkait, hal ini dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi."
Setahun setelah dioperasi, bayi itu diperiksa kembali oleh para peneliti. Hasilnya, anak lelaki itu berada dalam kondisi normal.
Tingkat perkembangan lingga tambahan ini berbeda setiap individu. Pada kasus yang ditangani para peneliti, penis itu mengandung jaringan ereksi (corpus cavernosum) yang membengkak dengan aliran darah yang tinggi.
Penis itu juga memiliki corpus spongiosum yang merupakan penopang uretra atau saluran untuk urin keluar.
Baca Juga: Penemuan Unik, Lebah Berjenis Kelamin Setengah Betina Setengah Jantan
Mereka menulis, kondisi seperti penis ekstra merupakan kejadian yang sangat langka. Secara perbandingan berkisar 5 juta hingga 6 juta banding satu di setiap kelahiran.
Sebelum trifalia diungkapkan para peneliti, difalia juga pernah terjadi pada manusia di Case Reports in Urology yang dipublikasikan Juni 2018.