Fenomena Sejagat: Temu Daring Kerap Melelahkan. Apa Saran Peneliti?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 20 April 2021 | 07:00 WIB
Ilustrasi video call (pressfoto/freepik)

Padahal sebelumnya, para peneliti mengira pertemuan yang lebih lama dan menonton video yang ditampilkan dapat menyebabkan kelelahan.

Dikutip dari Eurekalert, penulis utama studi Andrew Benett berujar, "Harapan kami sebenarnya bahwa aspek-aspek dalam video akan berhubungan dengan kelelahan, seperti menonton wajah semua orang dengan cermat di layar atau bahkan menonton diri Anda sendiri."

"Tetapi kami tidak menemukan benar-benaran dalam penelitian. Rapat yang lebih lama juga tidak memengaruhi kelelahan."

Dalam laporannya, para peneliti menyarankan agar pihak yang penyelenggara pertemuan daring, mengadakannya di sore hari.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Rantai Genetika Manusia di Kepulauan Pasifik

Ilustrasi Zoom. (blog.zoom.us)

Penyelenggara diharapkan bisa meningkatkan persepsi kepemilikan partisipannya, seperti mengajak obroan ringan setelah atau sebelum peretmuan. Bisa juga memberikan jeda istirahat di mana orang dapat berbeicara tentang minat mereka di luar konteks pertemuan.

Saat hendak mengadakan pertemuan daring, tetapkan pula aturan yang jelas seperti penggunaan webcam atau memperbolehkan partisipan melakukan kegiatan lain.

Untuk partisipan pertemuan daring, para peneliti menyarankan agar mengambil waktu beristirahat. Istirahat ringan yang dilakuakan bisa mengalihkan pandangan dari layar, berdiri, dan berjalan-jalan di sekitar.

"Kami tahu konferensi video sangat membantu," ujar Bennett. "Kami mendapatkan lebih banyak informasi emosional dan nonverbal dari mereka, tetapi itu tidak berarti semuanya perlu dilakukan dalam konferensi video. Terkadang panggilan telepon atau email lebih efektif dan efisien."