Alasan Kegagalan Berkencan Masa Kini: Perbedaan Pandangan Politik

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 23 April 2021 | 17:00 WIB
Ilustrasi pasangan. (Citra Anastasia)

Lewat pengamatan mereka, mereka menemukan bahwa karena pandangan politik, proses percakapan daring cenderung bernada politis. Berbeda dari sebelumnya, dimana percakapan daring biasanya dibentuk secara kebetulan.

"Temuan ini memiliki implikasi penting untuk bidang penelitian utama dalam ilmu politik," tulis mereka dalam laporan.

"Secara khusus, tampak seolah-olah dalam periode kontemporer orientasi politik secara langsung mempengaruhi hubungan sosial yang ingin dibentuk masyarakat, yang menghasilkan peningkatan homogenitas politik dalam hubungan yang terbentuk."

Mengutip Woman's Health Magazine, konsultan hubungan pernikahan Gary Brown mengungkapkan bahwa iklim politik yang intens tidak diragukan lagi sebagai penyebab ketegangan itu dalam hubungan romantis. Tak hanya berpasangan, tapi juga pada persahabatan dan rekan kerja.

Baca Juga: Kisah Belle Gunness, Gadis Petani yang Membunuh Pria-pria Kesepian

Alan dan Ayme Sherlock mengklik kencan pertama mereka dan menikah sekitar setahun kemudian. (Wayne Lawrence)

"[Fenomena ini] ada di mana-mana," jelasnya. "Bahkan saat perang Vietnam, ketika ada banyak racun dan permusuhan seperti saat ini. Bahkan orang-orang yang sangat mencintai satu sama lain menjadi korban 'politik kehancuran pribadi."

"Kondisi itu tidak cukup kalau seseorang tidak setuju dengan pandangan Anda, tetapi juga harus dihancurkan semuanya, dan semua yang mereka perjuangkan," katanya.

Ia menambahkan kalau terapis di seluruh dunia sedang berjuang untuk menjinakkan ranjau darat yang bermuatan politik dalam hubungan nyata.

Karena preferensi pandangan politik ditemukan di aplikasi kencannya, Dating App pun bahkan merilis saran pada penggunanya seperti:

1. Jangan defensif dan meremehkan apa yang orang-orang yakini.2. Pastikan waktunya tepat jika ingin membahas politik.3. Bersikap terbuka mendengarkan sudut pandang mereka, dan tidak mengabaikan keyakinannya.