Kelana Manusia dalam Laut, Bagaimana Asal-Usul Penemuan Kapal Selam?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 26 April 2021 | 19:00 WIB
Bagian salah satu jalan masuk kapal selam KRI Nanggala-402. (Lambok E.M. Hutabarat)

Dalam demonstrasi yang dilakukan 1 Oktober 1720 itu, kapal selam yang menyerupai buaya muncul di air dan bergereka perlahan ke arah Sultan selama setengah jam. Lalu menyelam kembali  selama setengah jam, dan muncul di hadapan publik.

Demonstrasi itu mengejutkan masyarakat, karena lewat mulut 'buaya' itu muncul lima orang berjalan keluar. Lima orang ini membawa nampan nasi dan zerde (hidangan khas Ottoman) di atas kepalanya.

Beberapa dekade berikutnya, tepatnya pada masa revolusi kemerdekaan Amerika Serikat, tercatat sebagai penggunaan kapal selam pertama untuk pertempuran modern. Lewat kapal selam bernama Turtle, kelompok revolusioner mengirimkan bom waktu ke kapal Eagle milik Laksamana Richard Howe pada 7 September 1776.

Pengembangan dari model van Drebel ini dilakukan oleh David Bushnell dari Yale University, dan purwarupanya disumbangkan ke para pejuang kemerdekaan sekitar 1775.

Baca Juga: Superyacht Besar Meremas Kanal-Kanal Belanda yang Sempit

Melansir dari HistoryTurtle digunakan untuk pengeboman kapal Inggris lainnya di Sungai Hudson. Nahasnya, misi itu selalu gagal karena keahlian yang minim oleh operator.

Kemampuan pengendalian yang rumit sebenarnya hanya diketahui Bushnell, tetapi karena fisiknya yang kian memburuk, kendali yang dilakukan juga tak optimal.

Dalam pertmpuran Fort Lee, Turtle hilang setelah perahu pengangkutnya ditenggelamkan Inggris.

Meski kerap gagal di tiap pertempuran, inovasi Bushnell membuatnya dapat penganugerahan dari George Washington. Setelah perang usai, ia menjadi komandan teknisi tentara Amerika Serikat di West Point.

Pada abad selanjutnya, kapal selam di berbagai negara mengalami perkembangan pesat, khususnya bertujuan sebagai perangkat perang. Perekembangan itu dilakukan oleh angkatan laut Prancis dengan Nautilus pada 1800 yang masih bertenaga manusia.

Tenaga mesin baru digunakan pertama kali oleh angkatan laut Prancis pada 1863, di kapal selam Plongeur.

Melansir Global Security, kapal selam itu dilengkapi mesin yang menggunakan udara bertekanan dari 23 tangki. Kapal selam ini pun masih susah dikendalikan, dan kecepatannya manuvernya masih buruk.