Riset Terbaru Ungkap Efek Senyawa Ganja dalam Redakan Rasa Sakit

By Utomo Priyambodo, Selasa, 27 April 2021 | 20:00 WIB
Ilustrasi ganja medis. (harvard.edu)

Misalnya, jika intensitas nyeri mencerminkan dimensi nyeri "sensorik", ketidaknyamanan mewakili aspek nyeri "afektif" atau emosional. “Jika Anda menganggap nyeri sebagai suara berbahaya yang berasal dari radio, volumenya dapat mewakili intensitas nyeri, sedangkan stasiun dapat merepresentasikan kualitasnya,” kata De Vita.

Hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun obat-obatan canabinoid tidak mengurangi volume rasa sakit, obat-obatan tersebut mampu "mengubah saluran (nyeri) sehingga rasa tidak menyenangkan akibatnya jadi berkurang".

Baca Juga: Senyawa Ganja Berpotensi Menghambat Replikasi Virus Corona di Manusia

Menurut De Vita, "Ini bukan sinar matahari dan pelangi yang menyenangkan, tapi sesuatu yang tidak terlalu mengganggu. Kami mereplikasi hal itu dalam studi ini dan menemukan bahwa CBD dan ekspektasi tidak secara signifikan mengurangi volume rasa sakit, tetapi mereka mampu mengurangi rasa tidak nyaman (akibat nyeri tersebut) —itu jadi tidak terlalu mengganggu mereka."

Satu catatan penting yang juga dipertimbangkan adalah sumber CBD. “Apa yang kami gunakan dalam penelitian kami adalah minyak isolat CBD murni,” kata De Vita. "Produk CBD yang tersedia secara komersial berbeda dalam konten dan kemurniannya, jadi hasilnya mungkin berbeda untuk produk CBD yang berbeda, tergantung pada senyawa lain apa yang mungkin atau mungkin tidak dikandungnya."