Status Burung Indonesia 2021: Sembilan Jenis Makin Terancam Punah

By Utomo Priyambodo, Rabu, 28 April 2021 | 17:48 WIB
Anis kembang (Geokichla interpres), salah satu burung yang meningkat keterancamannya. (Feri Irawan/Burung Indonesia)

Beberapa jenis yang merasakan dampak nyatanya adalah perkici dada-merah (Trichoglossus forsteni), empuloh janggut (Alophoixus bres), empuloh pipi-kelabu (Alophoixus tephrogenys), cucak aceh (Pycnonotus snouckaerti), dan anis kembang (Geokichla interpres).

Bahkan, empuloh janggut kini diperkirakan telah mengalami penurunan hingga 50% dari populasi asli di wilayah persebarannya di Pulau Jawa dan Bali (BirdLife International, 2020a; Eaton et al., 2015). Kondisi ini sekaligus menyoroti pentingnya upaya yang lebih serius dalam mengurangi dampak perburuan maupun penangkapan burung dari alam.

Baca Juga: Temuan Mumi Burung di Gurun Atacama Chile Singkap Sisi Gelap Manusia

 

 

Status burung di Indonesia pada 2021. Total ada 179 jenis burung di Indonesia yang masuk ke dalam daftar hewan terancam punah secara global. (Burung Indonesia)

Selain jenis-jenis burung yang mengalami peningkatan kategori keterancaman, ada pula jenis yang mengalami penurunan status keterancaman. Kowak jepang (Gorsachius goisagi), kepudang-sungu kai (Edolisoma dispar), dan bangau sandang-lawe (Ciconia episcopus) kini diketahui memiliki wilayah persebaran yang relatif luas dengan kondisi populasi yang relatif stabil sehingga mengalami penurunan kategori keterancaman (IUCN, 2020).

Achmad Ridha Junaid menjelaskan, penurunan kategori keterancaman tidak selalu menandakan terjadi pemulihan populasi suatu jenis di alam. Dalam beberapa kasus, penambahan informasi dalam penentuan kriteria bisa memicu penurunan status keterancaman, seperti yang terjadi pada kowak jepang, kepudang-sungu kai, dan bangau sandang-lawe.

Hal ini berbeda dengan gajahan tahiti (Numenius tahitiensis) yang mengalami penurunan keterancaman karena intensitas perburuan telah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, terdapat pula tanda-tanda bahwa populasi jenis tersebut mulai pulih di beberapa bagian wilayah jelajahnya (BirdLife International, 2020b).

"Lain halnya juga dengan kepudang jawa (Oriolus cruentus). Status keterancaman jenis ini diturunkan ke dalam kategori kurang data (Data Deficient/DD) karena minimnya catatan perjumpaan jenis ini, sehingga dibutuhkan evaluasi yang lebih mendalam lagi terkait status keterancamannya. Kini, kepudang jawa menjadi salah satu jenis burung dengan informasi paling minim di Pulau Jawa," paparnya.

Baca Juga: Video: Mengunjungi Pos Pemantauan Cendrawasih 12 Kawat di Tambrauw