Membuka Pesan di Balik Lagu Internationale untuk Perjuangan Buruh

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 3 Mei 2021 | 03:00 WIB
Saat masa panen, buruh bersuka cita menebas tebu di sekitar Trowulan, kegiatan yang berlangsung sejak era perkebunan Hindia Belanda. (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia)

Bangunlah kaum yang terhinaBangunlah kaum yang lapar

Kehendak yang mulia dalam dunia, senantiasa bertambah besarLenyapkan adat dan paham tuaKita rakyat, sadar-sadar

Dunia sudah berganti rupa untuk kemenangan kita.Perjuangan. Penghabisan. Kumpullah. Melawan.Dan Internationale pasti di dunia.

 

Nationalgeographic.co.id—Itulah nyanyain Internationale yang digaungkan oleh para buruh dalam setiap pergerakan seperti berdemonstrasi dan Mayday setiap 1 Mei, dengan tujuan membakar semangan dan solidaritas.

Lagu Internationale sudah dikumandangkan sejak Hari Buruh pada 1946 di Balai Agung Jakarta. Dalam peringatan Hari Buruh itu, dibuka dengan lagu Indonesia Raya, pemaknaan 1 Mei, pidato, dan dilanjutkan lagu Internationale.

Lagu ini merupakan hasil penerjemahan yang dilakukan oleh Surwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dari bahasa Belanda saat diasingkan pemerintah Hindia Belanda pada 1913. Judul asli lagunya adalah L'Internatonale karya revolusioner Prancis Eugene Pottier pada 1872.

Baca Juga: Samin Surosentiko dari Ningrat Jadi Tokoh Perlawanan Tani dan Buruh