Pertempuran Tsushima, Kejayaan Militer Jepang Melawan Dominasi Eropa

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 5 Mei 2021 | 09:00 WIB
Ilustrasi pertempuran di selat Tsushima, Mei 1905. (Shinohara Kyuki via Naval Encyclopedia)

Pada 14.05, Oslyabya membawa 515 pelaut tenggelam ke dasar laut. Satu jam berikutnya pun, Jepang terus menghujani kapal-kapal Rusia hingga formasi menjadi kelompok-kelompok kecil.

Kondisi memburuk bagi armada Rusia membuat mereka tak ada pilihan kecuali harus lari ke pelabuhan Vladivostok, sekitar 1.040 km jauhnya di utara.

Pukul 18.00, kedua armada kehilangan kontak. Dalam selimut asap dan kabut itu, Jepang lagi-lagi berhasil menemukan armada Rusia. Lewat Fuji, mereka berhasil menenggelamkan Alexander III dan Borodino dan meledekkan gudang senjatanya.

Dilaporkan dari 1.660 awak di kapal itu, hanya lima pelaut yang selamat. Sedangkan di pihak Jepang korban terdapat 514 orang, tanpa kehilangan kapal sama sekali.

Kekalahan telak bagi Rusia yang sudah berantakan itu, akhirnya membuat sebagiannya memilih berlayar ke Shanghai lalu menyerahkan diri di Manila, Filipina.

Baca Juga: Dewi Matahari Amaterasu, Leluhur Ilahi dari Keluarga Kekaisaran Jepang

Kapal perang Russia, Oslyabya, yang menjadi kapal pertama yang tenggelam dalam Battle of Tsushima. (Wikimedia Commons)

 

Pukul 09.30 28 Mei 1905, Jepang melalui tiga skuadron kapal penjelajahnya mengontak armada Rusia yang tersisa. Mereka pun mengepung dan kadang-kadang menembak skuadron Rusia.

Laksamana Madya Nikolai Nebogatov, pemimpin armada menganggap melawan adalah hal yang sia-sia. Ia pun menyerahkan empat kapalnya pada Jepang.

Setelah Nebogatov ikut ditangkap, armada Jepang masih menyisir selat Tsushima dan Laut Jepang. Beberapa pasukan Rusia pun mendaratkan diri, dan menyusuri pantai hingga tiba di Vladivostok.

Berdasarkan laporan yang dicatat Butler dan tim, secara keseluruhan Jepang kehilangan 118 orang tewas dan 583 luka-luka. Di pihak Rusia sendiri kehilangan 4.380 orang tewas, 5.917 yang ditawan, dan 1.862 ditahan di negara-negara netral.

Pertempuran itu menjadi awal dominasi Jepang di Pasifik. Tsar Nicholas II akhirnya mengadakan Perjanjian Portsmouth dengan Jepang dan ditandatangani 5 September 1905. Perjanjian itu membuat Rusia menyerahkan Pulau Sakhalin, pangkalan militer di Korea dan Manchuria, maupun hak pengunaan jalur kereta api di sana.

Dalam buku the Battle of Tsu-Shima oleh Vladimir Semenoff (1907), ia mengutip tulisan Sir George Sydenham Clarke, petinggi militer Inggris. Petinggi militer itu mengatakan Tsushima adalah "pertempuran besar dan sangat momentum penting bagi angkatan laut terpenting sejak Trafalgar."

Sedang Butler dan tim menulis, "Keberhasilan Jepang membuat mereka menjadi kekuatan dominan di Pasifik, berasama A.S. Persaingan yang kemudian terjadi akhirnya membuka jalan bagi menyebarnya Perang Dunia II di Pasifik."

Baca Juga: 75 Tahun Berlalu, Korban Pearl Harbor Telah Memaafkan, Tetapi Tidak Melupakan