Mirip Shaun the Sheep yang Lucu Padahal ini Adalah Seekor Siput Laut

By Fikri Muhammad, Selasa, 4 Mei 2021 | 11:00 WIB
Potret Shaun the Sheep di perairan Bali. Tampak imut dan menggemaskan dengan dua bintik mata kecil di depan. (FOTO OLEH INDI APRIADI PUTRA)

Nationalgeographic.co.id—"Shaun the Sheep" adalah apa yang oleh banyak penyelam sebut dari domba daun (Costasiella kuroshimae) karena kemiripannya dengan animasi domba itu. Bertentangan dengan namanya, domba daun bukan betul-betul domba. Melainkan siput laut

"Kesan pertama liat "Shaun the Sheep" sangat amat berkesan karena itu salah satu bucket list saya, ia biasanya tinggal di setangkai daun di bawah air dan mereka akan tinggal disitu selamanya," kata seorang instruktur selam bernama Indi Apriadi Putra kepada National Geographic Indonesia yang menjumpai domba daun di perairan Bali. 

Invertebrata laut ini memiliki mata berbentuk manik-manik hitam yang berdekatan. Rhinophores dengan ujung berwarna hitam menyerupai telinga domba atau antena serangga mencuat dari kepalanya yang putih dan cerata hijau bertitik yang bermunculan dari permukaan atas tubuhnya.

 

Cerata siput laut adalah pelengkap seperti daun yang mirip dengan tanaman lidah buaya atau zebra succulent, tetapi biasanya dengan ujung merah muda, ungu, atau putih yang mengandung cabang kelenjar pencernaan.

Sementara itu, rhinophores menangkap sinyal kimiawi di dalam air, memberi siput laut indra penciumannya dan memunkinkannya menemukan sumber makanan. 

Baca Juga: Memakan Siput Dapat Menyebabkan Kematian, Begini Penjelasannya

Potret Shaun the Sheep di Bali dengan warna hijau dan bintik ungu. (FOTO OLEH INDI APRIADI PUTRA)

 

"Orang-orang terpikat oleh domba daun karena memiliki wajah yang lucu dan bentuk yang menarik," kata Terrence Gosliner, kurator senior zoologi dan geologi intervertebarata California Academy of Science. "Mereka hanya siput kecil yang hebat," katanya kepada BBC.

Ia tumbuh dengan panjang maksimal tujuh atau delapan milimeter setelah dewasa dan hidup antara enam bulan dan satu tahun.

 

Menurut Gosliner, domba daun adalah hermafrodit (memiliki organ reproduksi jantan dan betina) dan harus kawin dengan individu lain untuk menghasilkan massa telur. 

"Telur-telur itu menetas menjadi larva bercangkan yang menghabiskan satu atau dua minggu di dalam plankton. Kemudian, mereka membuang cangkangnya dan memulai hidupnya sebagai siput kecil," katanya.

 

Baca Juga: Elysia chlorotica Si Siput Laut, Molusca

Potret Shaun the Sheep di Bali. (FOTO OLEH INDI APRIADI PUTRA)

Domba daun juga hidup di Abrainvillea, sejenis ganggang berbulu halus yang tumbuh di daerah sibstrat lunak. Seperti lumpur atau pasir halus.

"Mereka tidak ditemukan di terumbu karang tetapi di daerah yang berdekatan dengan terumbu karang," kata Gosliner.

"Domba daun menghabiskan seluruh hidupnya pada spesies alga itu, dan anda sering melihat seluruh koloni mereka di sana, saya telah melihat hingga 15 atau 20 pada satu bilah alga. Terkadang, anda dapat melihat massa telur siput, yang merupakan kumparan spiral kecil."

Domba daun tidak berada dalam bahaya kritis, tapi masihm menghadapi ancaman terhadap kelangsungan hidup, termasuk hilangnya habitat. Praktik seperti penangkapan ikan ilegal dan penangkapan ikan yang merusak dan menghancurkan habitat laut akan membunuh hewan yang hidup di dalamnya.

Baca Juga: Kesaksian Penyelam soal Kehidupan di Palung Mariana, Laut Tedalam Bumi