Sains Singkap Mumi Anak-anak yang Menjadi Korban Virus Cacar Tertua

By National Geographic Indonesia, Minggu, 16 Mei 2021 | 12:00 WIB
Salah satu dari beberapa tubuh mumi alami yang ditemukan di sebuah gereja di Lituania. Sebagian tubuh anak yang ditemukan di ruang bawah tanah berisi sampel virus cacar tertua yang diketahui. (Kiril Cachovskij, Delfi)

Di ujung proses tersebut, mereka ternyata berasal dari tanggal yang sama dengan leluhur ketika perbedaan evolusi menyatu. Tanggal itu sekitar tahun 1588 dan 1645. Jika benar, penemuan ini akan mengkonfirmasi bahwa cacar bertangungjawab atas wabah mengerikan yang dikenal kejam, tetapi membebaskannya dari tuduhan atas kasus-kasus yang terjadi ribuan tahun lalu.

Bagian terpenting, keberagaman genom virus yang mereka teliti "tidak terlalu tinggi," catat Duggan.

"Jika mengikuti sejarah dari cacar yang usianya sudah ribuan tahun, apakah Anda akan mengatakan jika cacar diawali pada mumi yang berusia 2.000 tahun, atau memperhitungkan kembali dan mengatakan bahwa cacar telah ada bersama kita sejak awal zaman pertanian. Anda mungkin berharap akan ada lebih banyak keragaman, namun kami tidak melihat adanya keragaman tersebut."

Ketakutan teror biologi

Berdasarkan tulisan mereka, tim peneliti mengatakan mungkin ada bukti sejarah untuk kembali memperbaiki rentang waktu yang ada. Contohnya, daftar kematian kota  dibuat hanya untuk menyebutkan adanya cacar parah pada tahun 1632. Penyakit yang masih berhubungan, seperti cacar sapi (cowpox) dan cacar monyet (monkeypox), yang menyebabkan bercak ruam yang sama. (Wabah cacar monyet disebarkan oleh hewan peliharaan eksotik yang menyebabkan ketakutan bioterorisme di Midwest tahun 2003).

Meskipun penyakit tersebut telah diberantas dari bumi ini, namun cacar tidak benar-benar musnah. Sampel virus cacar masih berada di bawah kendali U.S. Centers for Disease Control and Prevention dan di Russia. Virus cacar dianggap sebagai agen bioterorisme dan beberapa peneliti yang sedang meneliti virus ini.

Peneliti senior dalam proyek penelitian cacar, Inger Damon dari CDC, mengatakan melalui email bahwa studi tersebut "menunjukkan kemajuan yang mengesankan dalam metode untuk mendapatkan informasi genom dari materi biologis purba. Para penulis memiliki sejumlah wawasan yang bermanfaat bagi penerapan metode 'penanggalan' molekul."

Tim berharap melanjutkan kerja mereka lebih jauh lagi, mungkin saja ini bisa menjadi perjuangan yang amat berat. Sebagian kecil dari penelitian pada DNA purba sejauh ini telah menargetkan virus-virus, sehingga tidak banyak yang membandingkan pekerjaan mereka. Selain itu juga karena genom cacar diketahui langka.

"Kami sangat tertarik untuk mencoba mencari sampel awal abad ke-16 dari Benua Amerika. Cacar yang ditularkan oleh orang Eropa menyebabkan keruntuhan masyarakat asli Amerika," kata Duggan.

"Jika kita memiliki jejak keturunan kuno, mungkin kita bisa membangun gambaran yang sangat berbeda," pungkasnya.

Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Singkap Gaya Hidup Zaman Dinasti Ming