Coba Lihat ke Dalam, Bangunan Freemason yang Berada di New York

By Fikri Muhammad, Kamis, 6 Mei 2021 | 11:00 WIB
Bangunan Freemason di New York (FRANK OLITO/INSIDER)

Nationalgeographic.co.id—Ada enam juta Freemason yang tercatat pada tahun 2020. Dengan angka setinggi itu, seharusnya mudah untuk mengetahui apa sebenarnya seorang Mason dan apa yang mereka yakini.

Tetapi organisasi tersebut memiliki reputasi untuk tetap tutup mulut tentang apa yang terjadi di balik pintu yang tertutup.

Freemasonry dapat ditelusuri kembali ke abad pertengahan, tetapi masih ada pondok-pondok di seluruh dunia yang menyelenggarakan pertemuan. Faktanya, New York adalah rumah bagi Grand Lodge of New York, markas besar negara bagian.

Anehnya, meskipun menjadi salah satu organisasi paling rahasia di dunia, mereka menyambut tamu ke dalam gedung setiap hari untuk tur. 

Terletak di lingkungan Flatiron di Kota New York, Grand Lodge di New York yang luas berpadu dengan bangunan yang mengelilinginya. (FRANK OLITO/INSIDER)

Selain bendera Freemasin yang tergantung di luar gedung, kuil ini sebagian besar tidak mencolok. Terletak di jalan ke-23, gedung besar ini menempati seluruh blok kota.

Dari jalan, Aula Masonik terlihat seperti bangunan biasa, dilapisi dengan jendela. Namun, pada malam hari, tidak ada lampu yang keluar dari jendela tersebut karena berupa fasad.

Freemason memblokir jendela di gedung ini untuk melindungi privasi mereka. 

Baca Juga: Tujuh Perkara yang Mungkin Belum Anda Ketahui Tentang Fakta Freemason

Bahkan pintu masuk depan terlihat sangat biasa di blok kota. (LYDYA WARREN/INSIDER)

Freemasonry berasal dari abad pertengahan dan dimulai sebagai organisasi sosial yang mirip dengan persuadaraan antar pria.

Selama bertahun-tahun, Freemason mendapatkan reputasi sebagai organisasi rahasia, yang mengarah ke teori konspirasi bahwa kelompok tersebut berada di balik banyak peristiwa sejarah terbesar di dunia. 

Dilansir dari Insider, Organisasi itu menggunakan simbol dan citra untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka - seperti segitiga besar yang berada di depan pintu masuknya.

Simbol penting lainnya dalam Masonry adalah huruf (FRANK OLITO/INSIDER)

Grand Lodge Room merupakan ruang pertemuan tiga lantai dan ruangan terbesar di gedung itu. Di bagian depan dan tengah ruangan, kita bisa melihat huruf besar "G" yang tergantung di dinding.

Itu merupakan singkatan dari Great Architect of the Universe yang diartikan sebagai Tuhan. Meskipun ia bukan sebuah agama dan tidak mempromosikan satu agama di atas yang lain, para anggotanya harus percaya pada yang lebih tinggi atau sebagai Arsitek Agung.

"G" juga berarti "geometri" karena organisasi itu lahir dari sains dan arsitektur. Kaum Mason percaya bahwa geometri adalah ilmu yang paling mulia dari semua ilmu. 

Baca Juga: Mosaik Gedung Algemeene di Surabaya: Memecahkan Teka-Teki Jan Toorop

Hollander Room adalah ruangan besar lainnya di dalam gedung dan merupakan penghormatan kepada salah satu anggota organisasi yang paling terkenal: George Washington. (FRANK OLITO/INSIDER)

Arsitek bangunan ini ialah Harru P. Knowles, yang juga merancang aula atas Titanic dan membuat model langit-langit yang rumit, Knowles meninggal di kapal Titanic.

George Washington adalah seorang Masin selama masa kepresidennya, ia sering menghadiri pertemuan pondok dan menulis surat kepada saudara-saudara Mason lainnya.

Sebuah patung presiden pertama Amerika Serikat itu ditaruh pada ruangan pertemuan formal yang memuat sekitar 20 orang. 

Washington dianggap sebagai Mason dengan tingak tertinggi, ia dikenal sebagai Master. Semua anggota organisasi pun akan melalui tiga tahap: yakni Apprentice, Fellowcraft, dan Master.

Freemason lain yang terkenal termasuk Benjamin Franklin, Mozart, Mark Twain, dan Winston Churcill. 

 

 Baca Juga: Black Tuesday: Kehancuran Pasar Saham Terbesar Pada Tahun 1929

Di tengah tiap ruangan, terdapat meja empuk yang diperuntukkan bagi tempat ibadah. (FRANK OLITO/INSIDER)

Para Mason menempatkan Alkitab mereka - atau teks apapun yang mereka yakini - di atas (seperti meja) dan kemudian berlutut di depanya.

Ada simbol nomor tiga di sini, yakni pada tiga buah lilin yang mengelilingi areal persembahyangan. 

Tata arsitektur yang mirip juga ada di ruangan bernama Gothic Room, dimodelkan setelah Sainte-Chapelle di Paris dan sangat dipengaruhi oleh gaya arsitektur Prancis. 

Pada bagian jendelanya, arsitektur ini menggunakan kaca patri di bagian depan ruangan ini menggunakan lampu artifisial. 

Baca Juga: Gerakan Rahasia White Lotus dan Hancurnya Dinasti Mongol di Tiongkok

Penataan yang sama dapat ditemukan di setiap kamar di gedung, termasuk Gothic Room. (FRANK OLITO/INSIDER)