Dalam Buruknya Lalu Lintas, Ada Korelasi Pemerintahan yang Korup

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 7 Mei 2021 | 06:00 WIB
Lalu lintas yang buruk berkolerasi dengan seberapa korupnya tata kelola pemerintahannya. (Difa Restiasari)

Alkohol yang diregulasikan secara bebas, meningkatkan daya konsumsi yang tinggi, sehingga di perkotaan menimbulkan risiko kematian dalam kecelakaan berkendara.

Dalam jurnal yang sama di studi yang berbeda oleh Esma Gaygisiz (2010), ditemukan korelasi antara tata kelola pemerintahan, kematian lalu lintas, dan faktor budaya.

Gaygisiz menulis, bahwa nilai-nilai budaya tertentu, seperti kebebasan intelektual dapat mengurangi risiko kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Tingkat buruk-rendahnya pemerintahan ini ia dapat dari skor World Governance Indicator (WGI) yang dipublikasikan World Bank. Sedangkan faktor kebudayaan didapatnya dari empat-nilai dimensi Hofstede dan Schwartz. Kemudian dianalisis pada dampaknya.

Sedangkan pada pengelolaan pemerintah buruk terbukti membuat beberapa variabel yang meningkatkan kematian. Akibatnya, pemerintahan yang tidak efektif dapat mempengaruhi kebudayaan secara negatif dan dampaknya lebih terasa pada kebiasaan berlalu lintas.

Baca Juga: Zaman VOC, Biang Kemacetan Bisa Kena Denda 

Kemacetan rutin di sepanjang Jalan Gatot Subroto-MT Haryono saat waktu pulang kantor. (Edy Purnomo)