Wisata Peradaban Berbalut Geologi Bernama Thingvellir di Islandia

By Fikri Muhammad, Senin, 10 Mei 2021 | 17:30 WIB
Pemandangan air terjun bernama Öxarárfoss di Thingvellir. (FOTO OLEH DHIKA EFFENDIE)

Nationalgeographic.co.id—Þingvellir atau Thingvellir merupakan tempat wisata dengan panorama geologi indah. Di sinilah sejarah bangsa benar-benar dimulai dan di mana hampir semua perubahan sejarah terjadi.

Golden circle menjadi sebutan lokasi wisata di Islandia ini. Ada beberapa yang wajib dikunjungi menurut Dhika Effendie, pemilik agensi travel bernama Private Eropa. Seperti Strokkur Geyser, Air Terjun Gulfoss, dan Thingvellir itu sendiri. 

"Ketiganya mempunyai ciri khas untuk panorama di Islandia. Thingvellir dulunya adalah pusat kota di mana aktifitas warga Islandia berkumpul. Selain itu, pemandangan alam seperti patahan batu raksasa terbentang luas, danau dan sungai. Bagi warga Islandia, Thingvellir bukan saja taman nasional, tetapi juga simbol nasional yang wajib dilestarikan," kata Dhika. 

Beberapa objek wisata yang bisa kita lihat diantaranya seperti Almannagja, batu patahan sepanjang 7,7 km dengan lebar 64 m yang bisa ditemukan di pintu masuk. 

Kemudian ada Gereja Thingvellir, gereja pertama di Islandia dari abad ke-11 yang direnovasi pada 1859.

Tak ketinggalan, Drekingarhylur, danau yang digunakan untuk menenggelamkan orang - hukuman yang sering dipakai pada masanya. Disamping cerita seramnya, danau ini tetap indah menurut Dhika. 

Selain itu, wisata ini juga menampilkan lempeng tektonik Asia dan Amerika bernama Silfra. "Kita bisa sentuh dan lihat dengan jelas, juga lempeng ini bergeser 1 - 19mm per tahunnya," tambah Dhika. 

Baca Juga: Nusa Nan Resah, Sulawesi yang Menciptakan Sekat Bagi Para Penghuninya

Kuda Islandia yg pendek nan lucu bisa ditemui di peternakan di pinggir jalan . Umumnya ada di bagian barat Islandia. (FOTO OLEH DHIKA EFFENDIE)

Menurut Dhika, perjalanan menuju Thingvellir tidak kalah indah dan menjadi momen yang tak boleh ketinggalan. 

"Gua mungkin sering lihat gunung di Indonesia, dominasi warna hijau, karena pohon atau rumput. Tapi di sana gunungnya batu semua. Sepanjang jalan bisa dijumpai danau, tebing, lembah, dan hamparan lumut di atas batu-batuan. Di sana juga bersih, padahal tidak banyak tong sampah. Itu yang bikin gua takjub," tutur Dhika. 

Baca Juga: Sains Terbaru, Ilmuwan Ungkap Bumi Kita Mungkin Punya Lapisan Kelima

Ada paket wisata yang menyediakan ke Thingvellir ketika kita tiba di bandara. Untuk satu hari perjalanan dengan bus bisa mengeluarkan 22.000 Krona Islandia. Setara dengan 160 Euro per orang. 

Selain itu kita juga bisa menyewa mobil atau camping car - mobil yang kita bawa dan tidur di dalamnya - juga bisa menjadi pilihan. Untuk camping car sendiri bisa menembus harga sekitar 50 Euro per hari.

 

Pemukiman Islandia oleh Norse dimulai dengan kedatangan Ingólfur Arnarson pada tahun 874. Dan selama 56 tahun berikutnya, era tersebut disebut 'Periode Penyesalan' menurut laman Guide to Iceland.

Setelah diusir dari Norwegia yang baru bersatu di bawah Raja Harald Fairhair, banyak komunitas dari berbagai klan mulai bermunculan di Thingvellir. 

Namun ini adalah situasi yang tidak bisa dipertahankan. Para pendatang sebagian besar berbagi rumah leluhur, agama, dan bahasa. 

Kekerasan antar kelompok, adalah hal yang biasa, karena orang-orang memperjuangkan kepercayaan mereka dan sumber daya yang terbatas di pulau baru mereka.

Baca Juga: Ada Pertanda Buruk di Balik Warna Oranye Langit Kota Beijing

Pemandangan Almannagja di Thingvellir. (FOTO OLEH DHIKA EFFENDIE)

Kebaktian distrik mulai terbentuk, tetapi sebagian besar kekuasaan di pulau itu terkonsentrasi di barat daya, sekitar Reykjavik, di tangan keturunan Ingólfur.

Para pemukim yang tersebar di seluruh negeri membeci ini, sehingga mendorong majelis umum untuk menentukan penetapan bagaimana mereka semua bisa hidup bersama secara harmonis.

Seorang pria bernama Grímur Geitskör diberi tugas untuk mengumpulkan perwakilan dari masing-masing klan dan menemukan lokasi pertemuan yang cocok. Lokasi ini akan menjadi Thingvellir. 

Pada 930 M, lebih dari tiga puluh kepala penguasa bertemu untuk pertama kalinya membahas hukum di pulau itu dan menciptakan persemakmuran. 

Itu adalah awal orang Islandia menciptakan parlemen, versi kasar, sebelum gagasan semacam itu mulai berlaku di AS dan Prancis.