Namun, selama akhir tahun 1200-an, kombinasi kekeringan dan konflik eksternal mendorong orang-orang Pueblo kuno untuk meninggalkan wilayah tersebut secara permanen.
“Masyarakat yang kompak seringkali dapat menemukan cara untuk mengatasi tantangan iklim,” jelas Tim Kohler, arkeolog dari Washington State University.
"Tetapi masyarakat yang terpecah oleh dinamika sosial internal dalam bentuk apa pun --yang dapat berupa perbedaan kekayaan, perbedaan ras atau perpecahan lainnya-- rapuh karena faktor-faktor tersebut. Kemudian tantangan iklim dapat dengan mudah menjadi sangat serius."
Orang-orang Pueblo kuno menemukan cara untuk berkembang di tempat lain, mungkin dengan secara dramatis mengubah budaya mereka sekali lagi. Dan saat ini keturunan mereka tinggal di tanah-tanah kesukuan yang mengelilingi tempat-tempat kosong yang dulunya merupakan pusat dunia Pueblo. Sejarah mereka memberi kita peringatan yang signifikan.
"Hari ini kita menghadapi berbagai masalah sosial termasuk meningkatnya ketidaksetaraan kekayaan bersama dengan perpecahan politik dan ras yang dalam, seperti halnya perubahan iklim tidak lagi bersifat teoritis," kata Kohler. "Jika kita tidak siap menghadapi tantangan perubahan iklim sebagai masyarakat yang kohesif, akan ada masalah nyata."
Jika kita ingin menghindari pengulangan sejarah semaca itu, sebaiknya kita perlu memperhatikan dengan serius ancaman tersebut.