Berkebun di Luar Angkasa Bantu Astronaut Hadapi Rasa Terkurung?

By Fikri Muhammad, Kamis, 20 Mei 2021 | 14:13 WIB
Tanaman sawi Mizuna tumbuh di dalam bantal tanaman di Sistem Produksi Sayuran, yang juga dikenal sebagai Veggie, di Stasiun Luar Angkasa Internasional. (NASA)

Nationalgeographic.co.id—Ada sebuah nasihat yang ditanamkan kepada kita di usia muda untuk selalu makan sayuran. Bagi astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional, mengindahkan nasihat itu penting sekaligus menantang.

Kesehatan dan nutrisi sangat penting untuk tujuan misi, tetapi bagaimana kita memastikan astronaut mendapatkan produk segar untuk dimakan saat tinggal di luat planet?

Salah satu solusinya ialah para astronaut menanam sayuran untuk diri mereka sendiri.

Bagaimana caranya?

 

Di stasiun luar angkasa, tanaman seperti mizuna sawi ditanam di bawah penerangan LED dan disiram di "bantal" tanaman - kantong khusus yang berisi benih dan pupuk.

Menurut laman NASA, Tanaman ini dan bantalnya ditempatkan di fasilitas botani unik yang disebut sebagai Vegetable Production System atau Veggie

Menanam sayuran segar di luar angkasa menawarkan manfaat selain menyediakan sumber nutrisi bagi anggota kru kata Dr. Gioioa Massa, ilmuwan proyek di Pusat Antariksa Kennedy NASA di Florida.

Di Bumi, isolasi yang disebabkan pandemi telah membuat orang mulai memanggang atau berkebun. Bisakah berkebun juga membantu astronaut meredakanrasa terkurung dan terisolasi? Program Riset Manusia NASA atau HRP telah memberi Gioia Massa untuk mencari tahu. 

Baca Juga: John Glenn, Orang Amerika Pertama yang Mengitari Antariksa Bumi

Untuk mempelajari lebih lanjut, kelompok Gioia meminta astronaut yang saat ini menanam sayuran di stasiun untuk menyelesaikan survei tentang pengalaman berkebun luar angkasa mereka. 

Misalnya, anggota kru yang menanam mizuna melakukan survei dua hingga tiga kali untuk siklus pertumbuhan tanaman selama sebulan. 

Pertanyaan dalam survei membantu mengukur bagaimana berkebun di luar angkasa memengaruhi suasa hati astronaut.

Misalnya, apakah berkebun menarik, menuntut, atau bermakna?

Apakah itu berdampak pada berlalunya waktu, kinerja tugas misi, atau hubungan dengan anggota kru?

Apakah berkebun meningkatkan hubungan mereka dengan bumi, keinginan untuk memanen atau mengonsumsi tanaman, atau konsumsi makanan secara umum?

Seberapa efektifkan berkebun sebagai sumber rangsangan sensorik untuk pengelihatan, sentuhan, penciuman, dan rasa?

Baca Juga: NASA Bingung dengan Munculnya Garis-Garis Geologi Aneh di Rusia

Saat sayuran siap disantap, para astronaut juga menyelesaikan penilaian sensorik. Mereka menilai rasa, warna, penampilan, aroma, tekstur, dan rasa produk untuk melihat apakah kerja keras pada sayuran mereka terbukti bermanfaat sebagai suplemen untuk makanan luar angkasa yang dikemas.

Sejauh ini, tujuh astronot telah menyelesaikan survei tersebut. Gioia berharap bisa mensurvei total 24 astronaut sebelum studi selesai. 

Hasil awal menunjukkan bahwa beberapa peserta senang bekerja dengan tanaman selama waktu senggang mereka, menghabiskan banyak waktu untuk merawat tanaman selama misi mereka, sementara yang lain lebih menyukai aktivitas yang berbeda.

 

Terlepas dari vatiabilitasnya, tidak ada yang menganggap pekerjaan mereka dengan tanaman tidak berarti, dan semua menghargai kegunaan menanam tanaman di luar angkasa.

Umpan balik astronaut akan membantu NASA merancang sistem pangan yang lebih baik untuk misi luar angkasa di masa depan.

"Kami sedang mempelajari tanaman apa yang akan ditanam untuk membantu melengkapi diet, kegiatan mana yang harus otomatis atau dioperasikan dari jaka jauh, dan mana yang harus memiliki pilihan untuk keterlibatan kru," jelas Gioia. "Sistem pertumbuhan yang berbeda dan misi luar angkasa yang berbeda akan memiliki solusi yang berbeda untuk pertanyaan ini."