Kementerian Purbakala Mesir mengatakan eksplorasi telah berlangsung di dalam makam Raja Tutankhamun yang berusia 3.300 tahun untuk mencari ruangan-ruangan tersembunyi yang diyakini para ahli Mesir Kuno mungkin berisi makam Ratu Nefertiti.
Menteri Purbakala Mesir Mesir Mamdouh el-Damaty mengatakan pada bulan September lalu bahwa ia yakin ada ruangan tersembunyi di belakang makam Raja Tut.
Ahli Mesir Kuno berkebangsaan Inggris Nicholas Reeves pernah mengunjungi makam tersebut bersama el-Damaty. Dia mempunyai teori bahwa Tutankhamun, yang meninggal pada usia 19, mungkin dimakamkan dengan terburu-buru di ruangan depan makam Nefertiti..
Nefertiti dikenal akan kecantikannya yang diabadikan lewat patung kepalanya. Dia digambarkan sebagai ratu yang memiliki kombinasi kekuatan dan kecantikan. Ia memiliki tubuh ramping, berbibir merah serta memiliki mata coklat almond.
Baca Juga: Lagi, Penemuan Sarkofagus yang Terkubur Selama 2.500 Tahun di Mesir
Tapi bukan hanya kecantikannya yang jadi perhatian ilmuwan. Kematian ibu Raja Tutankhamun yang meninggal pada 1336 SM itu penuh misteri. Makamnya tak pernah ditemukan.
Beberapa teori mengemuka. Salah satu teorinya, makam Nefertiti berada di ruangan rahasia di kompleks makam Raja Tutankhamun atau Raja Tut.
Sebuah penelitian yang dilakukan di makam Raja Tut di Lembah Para Raja-raja pada tahun 2015 memberi petunjuk tentang makam Ratu mesir yang hidup pada periode terkaya kebudayaan mesir kuno, antara 1370 - 1330 SM itu.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli peradaban mesir asal Inggris, Nicholas Reeves, itu menyebutkan mengungkap adanya pintu masuk rahasia di makam Raja Tut.
Hasil penelitian didukung oleh riset pakar radar Jepang, Hirokatsu Watanabe, yang mengklaim memiliki bukti adanya dua buah ruangan di makam Raja.
"Memang ada, berdasarkan radar, ada sebuah ruangan di belakang dinding, tidak diragukan lagi," katanya.
Berdasarkan temuan tersebut, bulan ini sebuah tim peneliti berencana kembali melanjutkan pencarian makam Nefertiti. Tim akan kembali menggunakan sistem radar untuk memindai makam Tut.
Kali ini, pencarian dipimpin tim Universitas Polytechnic Turin, Italia. Tim itu merupakan tim ketiga yang melakukan penelitian dalam dua tahun terakhir.
"Ini akan menjadi kerja penelitian ilmiah yang membutuhkan ketelitian dan akan memakan waktu beberapa hari atau mungkin minggu," kata Franco Porcelli, pemimpin proyek pencarian makam yang juga profesor fisika di Departemen Sains Terapan dan Teknologi Universitas Polytechnic Turin Italia, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Tiga sistem radar akan digunakan dengan cakupan frekuensi dari 200Mhz hingga 2GHz," tambahnya.
Mamdouh Eldamaty, mantan Menteri Kepurbakalaan Mesir meyakini adanya ruang tersembunyi dalam makam Raja Tut. Jika terbukti ada ruang rahasia, itu bisa menjadi penemuan bersejarah abad ini.
Sebelumnya National Geographic telah melakukan pemindaian radar dengan harapan menemukan adanya bukti makam yang lebih jelas. Namun pemindaian dengan menggunakan antena radar dengan frekuensi 400 dan 900 Mhz ini ternyata tak membawa hasil. Alias tidak ditemukan bukti ada ruang kosong yang tersembunyi.