Dalam upaya untuk mengobati kehilangan penglihatan pria itu, para ilmuwan memasukkan gen-gen yang mengkode protein penginderaan cahaya ke dalam virus yang dimodifikasi, kemudian menyuntikkan vektor virus yang diubah secara genetik itu ke salah satu matanya, tulis dalam laporan mereka. Protein, yang disebut ChrimsonR, adalah versi rekayasa dari protein peka cahaya yang ditemukan di alga uniseluler, yang memungkinkan organisme bersel tunggal itu mampu mendeteksi dan bergerak menuju sinar matahari, seperti yang dilansir MIT Technology Review.
ChrimsonR termasuk dalam keluarga protein peka cahaya yang disebut channelrhodopsins. Dengan menyuntikkan gen-gen ChrimsonR ke dalam retina—khususnya ke dalam sel-sel ganglion retina, sejenis sel saraf yang mengirimkan sinyal visual ke otak—tim berharap membuat sel-sel ini sensitif terhadap cahaya kuning-oranye.
Di sinilah kacamata khusus digunakan. Kacamata tersebut menangkap perubahan intensitas cahaya dari lingkungan dan kemudian menerjemahkan sinyal itu menjadi gambar kuning yang intens yang diproyeksikan langsung ke retina pasien, dengan tujuan mengaktifkan ChrimsonR. Beberapa bulan berlalu sebelum sejumlah besar ChrimsonR terakumulasi di mata pria itu dan mulai mengubah penglihatannya. Lalu akhirnya, dia mulai melihat pola cahaya dengan bantuan kacamata tersebur, seperti diberitakan BBC.
Baca Juga: Menggambar Bisa Bantu Redakan Stres, Ini Penjelasan Ahli Terapi
"Pasien tersebut merasakan, menemukan, menghitung, dan menyentuh" objek-objek yang berbeda menggunakan matanya yang telah menerima perawatan, sendirian, dan saat mengenakan kacamata, tulis para peneliti dalam laporan mereka tersebut. Misalnya, pasien itu dapat melihat buku catatan dan cangkir yang diletakkan di atas meja di depannya, meskipun ketika diminta untuk menghitung cangkir dia tidak selalu memberikan nomor yang benar, menurut laporan MIT Technology Review.
Sebelum menerima terapi tersebut, pria itu tidak dapat mendeteksi objek apa pun, dengan atau tanpa kacamata. Adapun setelah menerima suntikan gen-gen, dia hanya bisa melihat saat mengenakan kacamata, karena mereka mengubah semua cahaya menjadi warna kuning, para peneliti melaporkan.