Temuan Enam Lubang Pengorbanan Ungkap Ritual Kerajaan Tiongkok Kuno

By Utomo Priyambodo, Jumat, 28 Mei 2021 | 15:48 WIB
Salah satu temuan topeng emas di situs reruntuhan Sanxingdui, Provinsi Sechuan, Guanghan, Tiongkok. (Chengdu Cultural Heritage Administration)

Para peneliti belum menemukan sisa-sisa manusia di dalam lubang-lubang tersebut. Selain itu, mereka juga belum tahu pasti fungsi apa yang dimiliki lubang-lubang tersebut.

Meski begitu, penemuan enam lubang tersebut bisa memberikan petunjuk tentang ritual yang dilakukan masyarakat Kerajaan Shu saat itu.

Live Science mencatat, penggalian arkeologi itu bermula saat seorang petani lokal di Guanghan secara tidak sengaja menemukan situs Sanxingdui tersebut pada tahun 1929. Kala itu dia menemukan sebuah lubang berisi artefak-artefak batu giok.

Situs tersebut masih belum terkanal dan tidak mendapat perhatian di kalangan arkeolog hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Barulah pada tahun 1986 situs itu menjadi tenar setelah para arkeolog menemukan dua lubang berusia 3.200 tahun yang berisi ribuan artefak di wilayah tersebut.

Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Singkap Gaya Hidup Zaman Dinasti Ming

Lei Yu, kepala stasiun kerja arkeologi Sanxingdui, memberikan pidato di Guanghan, provinsi Sichuan, 20 Maret 2021. (People Visual)

Lubang-lubang itu, yang terletak di sebelah lubang-lubang yang baru ditemukan ini, juga tidak memiliki sisa-sisa manusia. Para ilmuwan memperdebatkan untuk apa lubang-lubang itu digunakan, kata Chen Shen, kurator senior seni dan budaya Tiongkok di Royal Ontario Museum di Toronto dalam tulisan di bukunya yang berjudul "Anyang and Sanxingdui: Unveiling the Mysteries of Ancient Chinese Civilizations". Buku itu diterbitkan oleh Royal Ontario Museum pada tahun 2002.

"Beberapa ilmuwan percaya lubang-lubang itu semacam tempat penguburan, tapi tanpa kerangka manusia. Tubuh yang dikuburkan mungkin telah menjadi abu sebagai hasil dari upacara pembakaran ritual," tulis Shen dalam bukunya.

Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Singkap Gaya Hidup Zaman Dinasti Ming

Temuan peradaban 3.000 tahun silam di reruntuhan Sanxingdui, Provinsi Sechuan, Tiongkok. (Sichuan Provincial Institute of Cultural Relics and Archaeology)

Kemungkinan lain adalah bahwa lubang-lubang itu mungkin terkait dengan perubahan politik yang sedang terjadi di wilayah tersebut. Shen mencatat bahwa orang-orang perlahan-lahan meninggalkan situs Sanxingdui sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sementara situs tersebut perlahan-lahan menjadi telantar, Kerajaan Shu tetap hidup sampai ditaklukkan oleh negara bagian lain bernama Qin pada tahun 316 Sebelum Masehi.

Penggalian enam lubang yang baru ditemukan dan analisis terhadap artefak-artefak yang ditemukan di dalamnya itu kini masih berlangsung. Hanya ada sedikit sumber tekstual yang membahas apa yang terjadi pada periode Kerajaan Shu, sehingga lebih sulit untuk menentukan untuk apa lubang-lubang itu digunakan.

Patung kepala perunggu dengan topeng emas. Temuan di reruntuhan Sanxingdui, Provinsi Sechuan, Tiongkok. (Sichuan Provincial Institute of Cultural Relics and Archaeology)

Baca Juga: Geolog Singkap Misteri Temuan Pipa Berusia 150.000 Tahun di Tiongkok