Nationalgeographic.co.id—Mikroplastik, potongan-potongan plastik berukuran lebih kecil dari lima milimeter, ada di mana-mana. Potongan-potongan plastik ini adalah di dalam salju yang turun di Kutub Utara dan air hujan yang turun di Pegunungan Rocky hingga air kemasan dan bir.
Di dasar laut, mungkin ada hampir 16 juta metrik ton mikroplatik. Di 200 meter teratas Samudra Atlantik, mungkin ada 21 juta metrik ton lebih mikroplastik.
Potongan-potongan plastik berukuran mikro itu ada di danau. Mereka ada di sungai. Bahkan mereka ada di Gunung Everest.
Dan semakin kecil ukurannya, semakin sulit mereka untuk dikeluarkan dari air. Teknologi yang mencoba membersihkan air biasanya berfokus pada menangkap potongan plastik yang lebih besar sebelum rusak menjadi semakin kecil.
Di sebuah laboratorium di Republik Ceko, sekelompok peneliti sedang mengembangkan robot-robot kecil yang dapat membantu permasalahan limbah mikroplastik tersebut. Robot-robot mikroskopis ini adalah "mesin-mesin seukuran sel darah merah yang bergerak", kata Martin Pumera, seorang profesor kimia dan direktur Center for the Advanced Functional Nanorobots di University of Chemistry and Technology di Praha, seperti dilansir Fast Company.
“Mereka tidak memiliki roda atau sirip atau mesin,” katanya. Sebaliknya, mereka terbuat dari marterial yang dapat bergerak ke dapan saat terkena sinar matahari.
Dan ketika material tersebut bersentuhan dengan mikroplastik, itu dengan cepat mempercepat degradasi plastik yang terjadi secara alami di bawah sinar matahari.
Baca Juga: Robot Ikan Siput Mampu Menjelajahi Palung Mariana, Laut Terdalam Bumi
Saat robot-robot kecil ini bergerak melalui air mereka dapat terus menghadapi lebih banyak plastik dan membantu untuk mendekomposisinya. Robot-robot ini dapat bergerak dengan kecepatan beberapa milimeter per detik, termasuk cepat untuk ukurannya.
Robot-robot ini “dapat menguraikan mikroplastik jauh lebih cepat daripada membusuk sendiri,” kata Pumera.
Untuk beberapa jenis plastik, seperti polietilen glikol, teknologi robot ini dapat mengurai bahan tersebut sepenuhnya. Material dalam robot ini juga mampu mengurai plastik seperti asam polylactic atau PLA, bioplastik yang dirancang untuk terurai di fasilitas pengomposan industri tetapi tidak mudah terurai di air laut yang dingin.
Dikuti dari L'ADN Tendances, minirobot-minirobot berbentuk bintang ini berukuran 2,5 mikron, atau setara dengan sel darah merah. Ini sekitar dua puluh kali lebih kecil dari diameter rambut.
Mereka tidak memiliki motor atau baling-baling. Mereka bergerak secara mandiri dengan mendorong diri mereka sendiri saat material mereka diaktifkan oleh sinar matahari.
Para peneliti yang mengembangkan robot-robot superkecil ini telah mempubilkasikan laporan temuan mereka tersebut di jurnal ilmiah Applied Materials and Interfaces. Menurut mereka, ini adalah robot-robot mikro yang mampu mempercepat proses penguraian plastik. Seperti yang telah diketahui bersama, plastkk merupakan bahan yang sulit tedekomposisi dan membutuhkan waktu hingga 1.000 tahun untuk terurai sepenuhnya.
Baca Juga: Sains Terbaru, Robot Ini Bisa Berenang dengan Efisien Mirip Satwa Laut
Saat ini para ilmuwan tersebut sedang mempelajari cara merancang perangkat tersebut untuk menargetkan berbagai jenis plastik. Sebab, plastik mikro datang dalam berbagai bentuk, mulai dari serat sintetis hingga partikel kecil ban bekas.
Dulu, Pumera bekerja sama dengan perusahaan perbaikan lingkungan untuk merancang robot-robot mikro ini untuk membersihkan kontaminan lain di air tanah. Kini konsep dasar tersbeut dapat disesuaikan untuk digunakan untuk tujuan yang berbeda.
“Kami membuat robot seperti Lego,” katanya. “Kami memiliki lapisan yang berbeda dan fungsi yang berbeda.”
Dalam kasus mikroplastik, misalnya, penting agar robot selain dapat mengurai plastik, juga dapat bergerak sendiri. Jadi, robot ini dapat mengurai plastik sebanyak mungkin.
Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Robot Penjelajah Tiongkok Mendarat di Mars
Teknologi ini masih dalam pengembangan. Selain itu, para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak pekerjaan untuk memastikan bahwa robot juga dapat rusak dengan sendirinya dan tidak menimbulkan masalah baru di lingkungan.
Pumera berharap bisa mewujudkan robot ini, dan dia mengaku baru saja mendapat email dari pabrik pengolahan air yang ingin mulai menggunakan robot tersebut. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa pipa-pipa pelimpah saluran pembuangan dari pabrik air limbah dapat membuang jutaan partikel kecil plastik dalam sehari.