Selanjutnya, Eva dikembangkan mengenai teknis AI-nya untuk bisa bergerak sendiri dengan meniru ekspresi wajah manusia di sekitarnya.
Fase pengembangan perangkat lunak poyek itu menggunakan jaringan saraf Deep Learning pada komponen otak Eva. Otak robot itu harus bisa menggunakan sistem mekaniknya yang kompleks, dan mengetahui ekspresi mana yang harus dibuat dengan membaca wajah manusia.
"Robot saling terkait dalam kehidupan kita dalam berbagai cara, jadi membangun kepercayaan antara manusia dan mesin semakin penting," ujar Boyuan Chen, pengembang perangkat lunak Eva, dikutip dari Eurekalert.
Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan AI yang Dapat Menerjemahkan Isi Otak Menjadi Teks
Selain melihat wajah manusia, Eva juga belajar mengenai ekspresinya dengan melihat rekaman video wajahnya sendiri. Hasilnya, ia mampu membaca, dan meniru gerakan wajah manusia maupun dirinya sendiri, dan merespons.
Dalam laporannya, para peneliti mengakui bahwa Eva masih terbatas. Rencananya akan dikembangkan lebih lanjut untuk bisa memahami isyarat yang dari ekspresi wajah.
Sehingga, robot seperti Eva diharapkan dapat mampu merespon berbagai macam bahasa tubuh manusia yang akan berguna di tempat kerja, rumah sakit, sekolah, bahkan rumah, tulis mereka.
Baca Juga: Robot Mikroskopis Ini Dirancang untuk Mengurai Mikroplastik di Lautan