Cerita Kejam Keluarga Kanibal dan Inses Sawney Bean Berjumlah 48 Orang

By Fikri Muhammad, Senin, 31 Mei 2021 | 17:00 WIB
Sawney Bean dan gua tempat tinggal keluarganya. (NATIONAL GEOGRAPHIC ESPANA)

Nationalgeographic.co.id—Orang-orang Skotlandia punya lagu balada tentang keluarga kanibal Sawney Bean saat malam-malam pekat dan menyeramkan menemani.

"Jangan pergi ke Galloway karena kamu harus tahu bahwa Sawney Bean menunggumu di sana. Sawney Bean, Sawney Bean, jaga Sawney Bean. Jangan biarkan dia merobohkan kudamu Sawney Bean."

Tapi apakah Alexander "Sawney" Bean benar-benar ada? ada beberapa versi berbeda tentang kelahiran tokoh ini. Beberapa ada yang mengatakan pada 1390 ada juga pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Raja James VI dari Skotlandia.

Bagaimanapun, ia lahir di East Lothian, sebuah kota pertanian beberapa mil dari Edinburgh.

Bean memulai hubungan dengan Agnes Douglas yang diduga memiliki sihir dan melakukan penumbalan manusia. Agnes dikenal sebagai 'penyihir hitam' dari Lothian. 

Pasangan itu memutuskan untuk melarikan diri dan bertahan hidup, mereka merampok semua orang yang menghalangi jalan mereka.

Menurut legenda, dalam salah satu perampokan, Sawney Bean mencicipi daging manusia untuk pertama kalinya. Agnes menyarankan kepada Bean bahwa sebelum mati kelaparan, satu-satunya solusi untuk bertahan hidup ialah dengan memakan daging manusia. Agar tidak menarik perhatian, setelah penyerangan mereka mengatur mayat-mayat yang mereka bunuh sedemikian rupa seolah-olah mereka adalah korban binatang buas. 

Setelah menghabiskan beberapa bulan berpegian dan bersembunyi, pasangan itu akhirnya memutuskan untuk menetap di Kota Ayrshire Selatan dekat Ballantrae. Mereka mencari tempat berlindung dan menemukan sebuah gua yang menghadap ke laut. Mereka menemukan pintu masuk gua saat air surut dan menyadari ketika permukaan laut naik, pintu masuk gua tida terlihat oleh siapa pun.

Baca Juga: Lapisan Es Greenland Melepaskan Merkuri Berkadar Tinggi ke Sungai

Port Balcreuchan dan gua Sawney Bean. (TONY PAGE)

 

WJ Passingham dalam artikel untuk majalah Black and White 4 Maret 1934 menceritakan kisah Sawney Bean:

"Gua itu dalam, lebar dan kering. Atau setidaknya cukup untuk menghabiskan seluruh musim dingin di sana. Satu-satunya kelemahan adalah kurangnya makanan di dekatnya. Sawney Bean mengintai di daerah itu untuk mencari makan atau penduduk lokal yang bisa menjual sesuatu kepada mereka. Dia memukul seorang musafir yang sedang menyebrang jalan dan membawa jenazahnya ke gua. Dia tidak tertarik pada uang atau harta bendanya, hanya dagingnya."

Agnes dan Sawney kemudian menjadi orang tua dari delapan anak laki-laki dan enam perempuan. Karena begitu banyak mulut yang harus diberi makan perburuan harus meningkat. Selama 28 tahun mereka telah melakukan kekejaman. Mereka menjadi klan kanibal yang gemar menyerang di malam hari supaya mudah melarikan diri. 

 

Suatu hari dalam perjalanan pulang dari sebuah pameran, sepasang pedagang lewat di dekat temmpat hilangnya korban. Sebelum menyadari apa yang terjadi, mereka dikelilingi oleh sekelompok pria dan wanita yang secara brutal yang bersenjatakan pedang dan pistol. Sang istri terjatuh dari kudanya dan langsung ditangkap dan segera dibawa pergi. 

Si pria berhasil lolos dari serangan kanibal dan sempat melukai beberapa dari mereka secara serius dan sisanya melarikan diri. Ia mengejar mereka untuk menyelamatkan istrinya. Namun ia hanya bisa menemukan sebagian tubuhnya berserakan di jalan. Karena takut dan marah, pedagang itu pergi mencari pihak berwenang untuk membantu memburu orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian istrinya. 

Ketika raja mengetahui apa yang terjadi, dia mengirim 400 tentara untuk menemukan wanita itu. Berkat bantuan anjing pemburu, ekspedisi kerajaan menemukan pintu masuk gua tempat mereka bersembunyi.

Para prajurit masuk melalui lorong berbentuk zigzag yang dindingnya dihiasi kerangka. Mereka menemukan keluarga itu yang tenggelam dalam pesta menghebohkan. Anak-anak bermain dengan sisa-sisa mayat, dikelilingi lengan, kaki, kepala, dan anggota tubuh lainnya. Bahkan ada pernak pernik yang terbuat dari sisa-sisa manusia. 

Baca Juga: Tugu Peringatan Perang Berusia 4.000 Tahun Teridentifikasi di Suriah

Keluarga kanibal itu dipenjara di Edinburgh, di mana anggotanya bahkan tidak diadili. Mereka dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi di tempat. Para wanita dan anak-anak dipakukan pada tiang dan dibiarkan hidup cukup lama untuk menyaksikan para pria dari klan tersebut mati. Dipotong-potong dan berdarah sampai mati.

Tanpa menunjukan penyesalan mereka mencaci maki orang-orang yang menangkap mereka. Legenda mengatakan bahwa Sawney Bean terus mengulang perkataan, "Ini belum berakhir, tidak pernah berakhir."

Belakangan, tiang pancang anggota keluarga lainya dibakar. Total klan yang didirikan oleh Bean berkat inses terdiri dari 48 orang menurut laman National Geographic España.

Mitos Skotlandia yang dalam dan gelap tampak nyata dan itu bukanlah hal asing bagi penduduk Skotlandia pada abad pertengahan. 

Wilayah Galloway, tempat peristiwa itu diduga terjadi, hingga zaman moderen, merupakan tempat yang amat liar.

Bagaimanapun, sangat mungkin juga bahwa, dengan memanfaatkan ketenaran yang dimiliki penduduknya sebagai orang-orang tak beradab, propaganda pro-Inggris menciptakan legenda kanibal gila Sawney Bean bertahan hingga hari ini.