Peristiwa Misterius 19 Juta Tahun Lalu Hampir Memusnahkan Semua Hiu

By Utomo Priyambodo, Jumat, 4 Juni 2021 | 12:00 WIB
Impresi seniman dalam ilustrasi hiu megalodon yang sudah punah. Menurut sebuah studi terbaru, sekitar 19 juta tahun yang lalu sebuah peristiwa misterius hampir membuat seluruh populasi hiu di bumi punah. (Warpaintcobra/Getty Images/iStockphoto)

"Hiu telah ada selama 400 juta tahun. Mereka telah melewati banyak kepunahan massal," ujar Elizabeth Sibert, salah satu peneliti dalam studi terbaru ini, seperti dilansir Live Science.

Sibert adalah postdoctoral fellow dari Institute for Biospheric Studies di Yale University yang saat memulai mengerjakan studi ini masih merupakan junior fellow di Harvard University. Menurutnya, beberapa peristiwa kepunahan massal yang dilalui hiu selama ini merupakan kejadian yang memusnahkan hampir semua kehidupan. Namun selama zaman Miosen awal, sesuatu "jelas terjadi hampir menghapus kelompok ini dari muka bumi ini," ucapnya.

Kisah ini tersembunyi di dalam kelompok ichthyolith atau fosil sisa ikan yang sebagian besar diabaikan, Fosil yang dimaksud merupakan fosil mikroskopis sisik hiu (disebut dentikel) dan gigi ikan tersebut yang terkubur jauh di dalam sedimen di dasar laut.

Baca Juga: Gigi Megalodon, Hiu Terbesar yang Pernah Hidup, Ditemukan di Pantai

Hiu helicoprion, genus ikan eugeneodont yang mirip hiu yang sudah punah. Hampir semua spesimen fosil terdiri dari kumpulan gigi individu yang tersusun secara spiral, yang disebut 'putaran gigi'. Peristiwa kepunahan massal secara signifikan mengubah lingkungan laut purba, dan hiu-hiu tersebut tidak pernah pulih dari kematian. (Fernando G. Baptista and Patricia Healy)

Ichthyolith ditemukan di sebagian besar jenis sedimen, tetapi mereka kecil dan relatif jarang dibandingkan dengan beberapa mikrofosil lain yang lebih baik dipelajari, kata Sibert. Faktanya, meskipun beberapa ilmuwan mempelajari ichthyolith pada 1970-an dan 80-an, beberapa dekade setelah itu hanya ada sedikit peneliti yang kemudian memeriksanya lagi, sampai akhirnya Sibert menyelidikinya untuk gelar doktornya yang diselesaikannya pada 2016.

"Banyak hal yang telah saya lakukan di awal karier saya sebagai ilmuwan adalah mencari tahu bagaimana bekerja dengan fosil-fosil ini, pertanyaan macam apa yang dapat kami ajukan tentang mereka," kata Sibert.

Ichthyolith ditemukan di dalam inti sedimen yang dalam, atau sedimen yang telah tertumpuk di dasar laut selama jutaan tahun. Semakin dalam sedimen, semakin tua usianya, dengan beberapa inti sedimen berusia 300 juta tahun, kata Sibert. Inti sedimen ini memungkinkan peneliti untuk membuat deret waktu. Beberapa inci di bawah inti sama dengan beberapa tahun dalam sejarah.

Sibert dan kelompok peneliti lain sebelumnya menemukan bahwa jumlah ichthyolith hiu di inti tersebut sangat menurun 19 juta tahun yang lalu, tetapi tidak jelas apakah penurunan ini mewakili peristiwa kepunahan.

Baca Juga: Kepunahan Massal di Usus Manusia Terungkap Berkat Kotoran 2.000 Tahun