Isi Kepala Noam Chomsky: Kejanggalan Amerika Perangi Narkotika

By Fikri Muhammad, Senin, 7 Juni 2021 | 20:27 WIB
()

Nationalgeographic.co.id—Ancaman Amerika Serikat saat Soviet hancur ialah pedagang narkotika dari Amerika Latin. Pada September 1989, Amerika meluncurkan serangan kilat terhadap sindikat perdagangan narkoba lewat media utama pemerintah. 

Saat George H. W. Bush memenangkan pemilu presiden 1988, rakyat berpendapat bahwa defisit anggaran merupakan masalah terbesar yang dihadapi AS. Hanya sekitar 3 persen yang menyebut narkotika. Namun, setelah serangan kilat media, perhatian terhadap anggaran menurun. Sementara perhatian publik terhadap narkotika melambung 40 persen atau 45 persen.

"Maka secara internasional, 'perang melawan narkotika' menyediakan selubung bagi intervensi. Secara domestik, perang ini berhubungan dengan pengalihan perhatian masyarakat, peningkatan represi di pusat-pusat kota, dan pengumpulan dukungan publik dalam serangan terhadap kebebasan sipil," tulis Noam Chomsky di bukunya How The World Works.

Pada saat perang lawan narkotika diluncurkan, kematian akibat tembakau diperkirakan berjumlah 300.000 jiwa pertahun ditambah 100.000 jiwa akibat penyalahgunaan alkohol.

Tapi bukan itu target pemerintahan yang saat itu dipimpin oleh George H. W. Bush, melainkan perdagangan narkotika ilegal yang menyebabkan kasus kematian yang lebih sedikit. Yakni 3.500 jiwa per tahun. Karenanya, menurut Chomsky, pemerintahan Bush bisa dengan yakin memprediksi bahwa perang melawan narkotika akan sukses menurut angka penggunanya yang lebih sedikit dari tembakau atau alkohol.

Pemerintah AS juga menyasar peredaran mariyuana, yang tak menyebabkan satu pun kematian di antara 60 juta penggunanya. Pada nyatanya, tindakan itu malah memperburuk keadaan karena banyak pengguna mariyuana beralih ke kokain yang lebih berbahaya karena lebih mudah disembunyikan. 

Baca Juga: Kratom Jarang Digunakan di AS, tapi Familiar bagi Para Pencandu Opioid

Aspek lain yang luput ialah peran utama pemerintah AS dalam mendorong perdagangan narkoba sejak Perang Dunia II menurut Chomsky. Hal ini bermula ketika AS membasmi perlawanan antifasis dan buruh adalah target penting mereka. 

Di Prancis, ancaman kekuasaan politik dan gerakan buruh meningkat saat mereka menahan pasoka senjata angkatan bersenjata Prancis yang tengah menaklukan Vietnam, bekas koloni mereka dengan bantuan AS. CIA pun dikerahkan untuk melemahkan dan membasmi gerakan buruh di Prancis.

Tugas ini membutuhkan para penjahat dan kelompok yang tepat adalah mafia. Mereka mengerjakan tugas ini demi kesenangan dan kompensasi semata. Para mafia itu diberi wewenang untuk membangkitkan kembali perdagangan heroin yang ditekan oleh pemerintah fasis. "French Connection" yang terkenal mendominasi perdagangan narkotika hingga 1960-an. 

Pusat peredaran narkoba pun telah bergeser ke wilayah Indochina, terutama Laos dan Thailand. Pergeseran ini lagi-lagi berkat operasi CIA selama perang Vietnam. Kelak, ketika CIA menggeser aktivitasnya ke Pakistan dan Afganistan, penjualan narkoba juga merebak di sana. 

Militer AS juga menyediakan saluran bagi para penjual narkoba saat perang melawan Nikaragua. Menurut Chomsky, aliran senjata ilegal CIA untuk tentara bayaran AS (Contras) telah memberi jalan bagi pengiriman narkotika ke Amerika Serikat, yang menurut laporanpara penjual, terkadang melalui pangkalan militer AS.

"Hubungan erat antara bisnis kotor narkotika dan terorisme internasional tidak mengejutkan. Operasi-operasi klandestin itu membutuhkan banyak uang yang tak terdeteksi, juga tenaga kriminal yang mau melakukan apa saja. Lantas, sisanya bakal mengikuti," tutur Chomsky. 

Baca Juga: Dokumen CIA Mengungkap 70 Tahun Informasi UFO dari Pemerintah AS

Sekelompok Contras beristirahat setelah baku tembak selama Perang Saudara Nikaragua. The Contras diorganisir dan didanai sebagian melalui CIA. (WIKIMEDIA)