Samudra di Dunia Kini Ada Lima: Mari Mengenal Samudra yang Terbaru

By Utomo Priyambodo, Rabu, 9 Juni 2021 | 09:19 WIB
Samudra Selatan sudah muncul di peta sebagai samudra baru. (Matthew W. Chwastyk and Greg Ugiansky, NG Staff with Sources by NASA/JPL and International Hydrogra)

 

Sylvia Earle, ahli biologi kelautan dan Explorer at Large National Geographic, memuji pembaruan kartografi atau pemetaan tersebut.

"Bravo untuk National Geographic karena secara resmi mengakui perairan di sekitar Antarktika sebagai Samudra Selatan," tulis Earle dalam sebuah pernyataan email.

“Dikelilingi oleh Arus Lingkar Antarktika yang sangat cepat, ini adalah satu-satunya samudra yang menyentuh tiga samudra lainnya dan yang sepenuhnya memeluk sebuah benua ketimbang dipeluk oleh mereka.”

Empat wilayah samudra yang lain ditentukan oleh benua yang memagari mereka. Namun wilayah Samudra Selatan ini ditentukan oleh arusnya.

Peta karya kartografer Abraham Ortelius (1527–1598) “Maris Pacifici”, Theatrum orbis terrarum yang terbit pada 1595. Inilah peta pertama yang menampilkan kawasan Samudra Pasifik dan Benua Amerika. Peta ini merupakan penghormatan atas penjelajahan Ferdinand Magellan; tampak 'Victoria', kapal yang membawa Magellan. (Wikimedia Commons, Public domain)

Para ilmuwan memperkirakan bahwa Arus Lingkar Antarktika (ACC) terbentuk sekitar 34 juta tahun yang lalu. Peristiwa itu terjadi ketika Antarktika terpisah dari Amerika Selatan. Peritiwa ini memungkinkan terbentuknya aliran air tanpa hambatan di sekitar dasar Bumi.

ACC mengalir dari barat ke timur di sekitar Antarktika, dalam kapasitas fluktuasi luas yang secara kasar berpusat di sekitar garis lintang 60 derajat selatan. Ini adalah garis yang sekarang ditetapkan sebagai batas utara Samudra Selatan. Air di dalam ACC lebih dingin dan sedikit kurang asin daripada air laut di utara.

Membentang dari permukaan ke dasar laut, ACC mengangkut lebih banyak air daripada arus laut lainnya. Arus ini menarik perairan dari Atlantik, Pasifik, dan Hindia. Arus ini membantu mendorong sistem sirkulasi global yang dikenal sebagai conveyor belt, yang mengangkut panas di sekitar planet ini.

Air dingin dan padat yang tenggelam ke dasar laut di Antarktika itu juga membantu menyimpan karbon di laut dalam. Dalam kedua cara itu, Samudra Selatan memiliki dampak penting pada iklim Bumi.