Lima Fenomena Ini Belum Terpecahkan, Menarik untuk Menelitinya?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 11 Juni 2021 | 20:00 WIB
Ilustrasi berpikir (SIphotography/Getty Images/iStockphoto)

Paus bungkuk yang kini hidup berkelompok

Migrasi paus bungkuk. (Solarseven/Getty Images/iStockphoto)

Sejatinya, paus bungkuk memiliki sifat untuk hidup menyendiri. Dalam laporan para ilmuwan di PLOS One pada 2017, menemukan paus hidup dalam kelompok yang sangat besar. Paus bungkuk bahkan memberi makan 20 hingga 200 kawanannya di lepas pantai Afrika Selatan berdasarkan pengamatan yang dilakukan bertahun-tahun.

Melanisr New Scientist, kelompok besar yang tidak biasa itu diperkirakan karena populasinya meningkat, sehingga kebiasaan mereka berubah. Meski demikian, para ilmuwan belum bisa memastikan anggapan itu mutlak.

Dengkuran kucing

Garli 2.0, kucing hasil kloning pertama di Tiongkok. (Sinogene)

Selama ini dengkuran kucing dianggap sebagai tanda dirinya sedang bahagia dan santai. Anak kucing yang bersama induknya juga mendengkur sebagai tanda kepastian dan ikatan. 

Di sisi lain dalam laporan BBC, beberapa dokter hewan berpendapat, dengkuran bermanfaat untuk membantu tulang tumbuh dan perkembangan anak kucing, berdasarkan frekuensinya.

Para ilmuwan terkejut ketika menemukan dengkuran saat kucing mengalami kesakitan. Diperkirakan frekuensi dengkuran yang semakin tinggi memilki peran terapi modern untuk menyembuhkan tulang yang rusak dan jaringan lainnya.

Baca Juga: Sampai Umur Berapa Seekor Kucing Bisa Hidup Menemani Pengasuhnya?

Sehingga dapat membantu menenangkan diri, dan menyembuhkan ketika sakit atau terluka.

Dengkuran kucing sendiri muncul dari penyempeitan alternatif dan relaksasi otot-ototnya di sekitar laring ketika mereka menarik-membuang napas.