Mengapa Belajar di Luar Ruangan Dapat Membantu Anak Berkembang?

By Fikri Muhammad, Senin, 14 Juni 2021 | 20:00 WIB
Anak-anak menghabiskan waktu bermain bersama di salah satu sudut jalan kampung Batik Palbatu, Jakarta. (Sendy Aditya Saputra)

Nationalgeographic.co.id—Pada Desember lalu, sekelompok anak TK dari sekolah Mangrove Sarasota berkumpul pada bangku kayu di hutan Florida untuk makan siang. Mereka duduk di bawah gubuk kayu dengan atap jerami, replika perumahan penduduk asli Amerika awal 1800-an yang merupakan bagian dari pameran museum lokal yang dibangun oleh anggota suku Miccosukee.

Mereka menghabiskan pagi mereka dengan pertarungan bola salju imajiner dan berpura-pura melakukan trik-or-treat di antara pepohonan tak berdaun yang menyeramkan.

Sekolah itu, biasanya mengadakan sekitar 70 persen pengajaran di luar sebelum pandemi melanda. Namun, baru-baru ini sekolah bergeser menjadi hampir sepenuhnya di luar ruangan.

"Orang tua mengatakan anak-anak mereka pulang dengan senang dan lelah," kata Erin Melia, direktur Mangrove kepada National Geographic

Berdasarkan rekomendasi dari Centers for Disease Control and the American Academy of Pediatrics untuk menggunakan ruang luar sebanyak mungkin untuk membantu mengekang penyebaran COVID-19, sekolah negeri dan swasta di seluruh Amerika Serikat bereksperimen dengan pendidikan di luar ruangan.

Christy Merrick, direktur Natural Start Alliance memperkirakan bahwa jumlah program sekolah luar ruang meningkat dari sekitar 250 pada 2017 menjadi 600 pada 2020 lalu.

"Kami telah belajar bahwa anda dapat membuat ruang apapun di luar ruangan dan mengubahnya menjadi ruang kelas," kata Olivia Santos, kepaa sekolah Solar Preparatory School for Girls. 

Baca Juga: Dampak Tak Langsung Pagebluk, Rabun Jauh Intai Kesehatan Mata Anak

Para siswa inklusi Dreamable mengikuti pelajaran diluar kelas untuk belajar bagaimana menanam Pak Coy di Kelompok Berkebun Flamboyan di Kelurahan Cisaranten Kidul, Bandung. (Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia)

Tapi bukan hanya perlindungan dari COVID-19 yang didapat anak-anak dari waktu sekolah di luar ruangan.

"Untuk beberapa alasan, berada di luar meningkatkan perhatian mereka pada tugas yang sedang mereka kerjakan," kata Santos. "Kami melihat bahwa mereka lebih tertarik, mereka lebih mampu mempertahankan apa yang mereka pelajari."

Belajar di luar ruangan bukanlah hal yang baru. Sekolah hutan pertama diperkirakan dimulai di Denmark pada awal 1950-an. Mereka sudah populer di Jerman sejak tahun 60-an dan baru-baru ini di Inggris. 

Para pendukung pembelajaran di luar ruangan mengatakan bahwa belajar di alam membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis, ketahanan, kemampuan untuk bekerja sebagai tim, dan penghargaan terhadap alam.

Ulasan penelitian dari tahun 2019 juga mendukung hal itu. Para peneliti di Denmark juga menyimpulkan bahwa belajar di alam meningkatkan keterampilan membaca dan meningkatkan motivasi.

Baca Juga: Mengapa Anak Sekolah Sulit Bangun Pagi? Ini Penjelasan Biologisnya

Para pendukung pembelajaran ini melihat bahwa belajar di luar ruangan tidak hanya memindahkan pelajaran tradisional ke luar tapi lebih merupakan pendekatan yang lebih holistik terhadap cara anak-anak dididik. 

"Kita semua belajar sambil melakukkan," kata Jeanne McCarty, CEO Out Teach "Ini bukan hanya mengajar di luar ruangan tetapi menggunakan alam terbuka untuk mengajar dengan cara yang nyata dan langsung. Itu membuat pendidikan lebih relevan dengan kehidupan siswa. Ketika mereka mengalami sesuatu, itu berarti bagi mereka." 

 

Untuk beberapa alasan, berada di luar ruang akan meningkatkan perhatian anak-anak pada tugas yang sedang mereka kerjakan. (World Economic Forum)