Nationalgeographic.co.id—Kondisi pagebluk Covid-19 mengharuskan anak-anak berkegiatan dan sekolah secara daring dari rumah. Ternyata, kondisi ini memiliki berbagai dampak pada sisi kesehatan mereka.
Para peneliti kesehatan di Tiongkok mengungkapkan bahwa dampak secara tidak langsung dari pagebluk menyebabkan tingginya kasus rabun jauh pada anak-anak. Ini dibuktikan lewat penelitian mereka sejak 2015, kepada sejumlah siswa dengan rentang usia enam hingga 13 tahun di Feichen, Tiongkok sejak 2015.
Baca Juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Juga Alami Depresi Akibat Karantina Selama Pandemi
Mereka melakukan photoscreening setiap tahun ajaran baru hingga 2019, dan terjeda di awal 2020 akibat melonjaknya pagebluk di Tiongkok. Kemudian dilanjutkan kembali ketika sekolah kembali dibuka Juni 2020. Lalu hasilnya dianalisa pada Juli 2020.
Menurut temuan rabun jauh pada anak-anak, mengalami tren yang relatif stabil sepanjang 2015 hingga 2019. Tetapi melonjak drastis pada 2020, terutama pada anak-anak berusia enam hingga delapan tahun sekitar 20% hingga 38%.
“Peningkatan yang substansial dalam berkembangnya rabun jauh tidak tampak pada kelompok usia yang lebih tua (9-13 tahun),” Tulis mereka dalam laporan yang dipublikasi pada jurnal JAMA Network.
“Meskipun faktanya anak-anak yang lebih tua memiliki pembelajaran daring harian yang lebih intens dibandingkan siswa yang lebih muda.”
Melalui hasil laporannya dii jurnal JAMA Network, para peneliti berspekulasi penyebabnya adalah perubahan kebiasaan yang mengharuskan mereka menghabiskan waktu di rumah dengan menatap layar dan buku dalam waktu lama.
Baca Juga: Film Zombie Baik untuk Mental Saat Menghadapi Pagebluk Covid-19
“Pergeseran rabun jauh yang substansial ini tidak terlihat dalam perbandingan tahun ke tahun lainnya, membuat penyebabnya mungkin karena kegiatan yang terkurung di rumah yang tidak biasa pada 2020," ungkap para peneliti, dalam Progression of Myopia in School-Aged Children After COVID-19 Home Confinement.
Terkait mengapa hanya pada usia enam dan delapan tahun yang memiliki perubahan drastis, para peneliti mengakui belum menemukan jawabannya. Meskipun anak-anak pada rentang usia tersebut memiliki tugas virtual yang lebih sedikit.
Mereka berpendapat, berkegiatan di luar rumah dapat mencegah perkembangan rabun jauh. Meski, untuk penelitian ini, terdapat perbedaan besar terkait jumlah waktu yang dihabiskan oleh anak usia enam dan 13 tahun di luar ruangan.
Source | : | WHO,aao.org,JAMA Network |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR