Penyihir di Papua Nugini, Perburuan Mematikan yang Bertahan Hidup

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 25 Juni 2021 | 21:00 WIB
Perburuan penyihir di Papua Nugini masih terus terjadi hingga saat ini. (Ancient Origins/Trey Ratcliff)

 

Lebih jauh, sebagian besar orang Papua Nugini secara tradisional percaya bahwa dunia ini penuh dengan alam dan roh leluhur. Keyakinan ini bertahan hingga hari ini di banyak bagian negara kepulauan. Contoh dari satu budaya tertentu adalah kepercayaan pada ras makhluk langit yang dapat dilihat di malam hari sebagai cahaya redup di hutan. Makhluk-makhluk ini dikatakan pemakan manusia dan kaki tangan penyihir.

Di sebagian besar Papua Nugini kuno, jika seseorang sakit, mati, atau bahkan kehilangan ternak karena sakit atau dimangsa, biasanya diduga karena sihir. Pandangan dunia spiritual yang mendasari di balik ini belum hilang. Konsep ini masih memengaruhi kepercayaan dan praktik banyak penduduk asli Papua Nugini, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Peradaban Pertanian Papua Nugini 1000 Tahun Lebih Awal

Salah satu suku dari daerah pegunungan hutan tinggi melukis diri mereka sendiri seperti roh mayat hidup untuk menakut-nakuti suku lain. (Ancient Origins/Trey Ratcliff)

 

Salah satu kemungkinan alasan meningkatnya frekuensi perburuan penyihir adalah masyarakat menuding penyihir penyebab banyaknya masalah kesehatan dan sosial dalam beberapa tahun terakhir.

Kepercayaan tentang ilmu sihir dan ilmu gaib sudah mendarah daging dalam budaya Papua Nugini. Kini semakin banyak masyarakat Papua Nugini terutama masyarakat dataran tinggi, baru-baru ini diekspos secara historis.

Baca Juga: Bagaimana Cara Tradisi Pembuatan Mumi Suku Anga di Papua Nugini?

Pesona kelapa untuk mengusir roh jahat. (Ancient Origins)

Ya, Papua Nugini saat ini sedang mengalami masa industrialisasi yang pesat dan mengarah pada masalah yang tidak dihadapi oleh generasi Papua Nugini sebelumnya. Industrialisasi dan kapitalisme, misalnya, membawa masalah seperti pengangguran dan ketidakamanan finansial akibat ekonomi yang fluktuatif.

Selain itu, perjalanan dan perdagangan global telah membawa lebih banyak penyakit dibandingkan yang dihadapi generasi sebelumnya, seperti penyebaran HIV.

Bukan hanya perkara penyakit dan kematian, masalah modern seperti kenaikan harga real estat juga sering menuding ilmu sihir sebagai penyebabnya. Ketika ada yang salah, yang pertama-tama manusia lakukan adalah mencari penjelasan yang masuk akal.

Baca Juga: Suku Chambri dan Tradisi Skarifikasi, Melukai Kulit Agar Menyerupai Buaya