Manusia Modern dan Manusia Purba Neanderthal Bertemu 50.000 Tahun Lalu

By Bella Jingga Ardilla, Jumat, 25 Juni 2021 | 22:30 WIB
Penemuan alat potong yang ditemukan di awal Paleolitik Atas. (Prof. Elisabetta Boaretto, Weizmann Institute of Science)

 

Transisi dari budaya manusia purba Neanderthal ke manusia modern terjadi antara 50.000 dan 40.000 tahun yang lalu di gurun Levant. Namun punahnya manusia purba Neanderthalensis menjadi misteri. Sejauh mana peran Neanderthalensis dalam transisi tersebut?

Pada saat homo Sapiens purba keluar dari benua Afrika dan bermigrasi ke benua Eurasia, mereka menemukan ada kelompok hominid lain yang berbeda. Pada titik inilah, perselisihan terjadi. Karena homo Sapiens merupakan hominid paling cerdas dan dominan, kemungkinan besar homo Sapiens banyak memiliki andil bagi kepunahan Neanderthal.

Namun, ada beberapa kelompok manusia purba Neanderthal memiliki hubungan persahabatan dengan para pendatang baru. Mereka kemungkinan berdagang atau bekerja sama. Perkawinan silang merupakan salah satu elemen kepunahan manusia purba Neanderthal.

Sebanyak dua persen genom Eropa dan Asia mengandung DNA Neanderthal yang menunjukkan bahwa terjadi penggabungan dua kebudayaan.

Baca Juga: Neanderthal Mampu Mendengar dan Berbicara seperti Manusia Modern

Perbedaan antara Homo Sapiens dan homo Neanderthal (Wikimedia)

 

“Saya tahu bahwa ada kemungkinan Neanderthal telah bercampur dengan manusia modern, tetapi saya punya prasangka yang menentangnya,” jelas Svante Pääbo salah seorang pakar di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, yang dilansir pada laman BBC.

Namun di sisi lainnya, kelompok manusia purba Neanderthal terlibat konflik dengan pendatang baru. Masing-masing pihak berjuang untuk mendapatkan sumber daya yang langka. Banyak manusia purba Neanderthalensis tewas selama konflik atau bahkan diusir ke wilayah yang tidak subur sehingga akhirnya mereka menemui ajal.

Pendapat lain mengatakan bahwa manusia purba Neanderthal dan manusia modern saling menghindar satu sama lain dan tetap terpisah selama alam tetap menyediakan sumber daya yang melimpah. Namun, praktik ini tidak bisa dilanjutkan karena damai menjadi satu-satunya jawaban kunci dari sebuah konflik.

Sampai saat ini tidak ada tanda konflik atau peperangan antara manusia purba Neanderthal dan manusia modern yang ditemukan pada situs Boker Tachtit di Israel. Ini membuktikan interaksi awal yang terjadi pada mereka antara ramah atau acuh tak acuh. Kisah nyata antara manusia purba Neanderthal dan manusia modern di Levant dan sekitarnya memang cukup rumit, sehingga para arkeolog dan antropolog akan terus mencari penemuan baru yang akan membuka teka-teki prasejarah.

Baca Juga: Gigi 45.000 Tahun Ungkap Kawin Silang Neanderthal dan Manusia Modern