Apakah Temuan Sampul Kitab Kuno ini Merujuk pada Wajah Yesus Kristus?

By Fadhil Ramadhan, Minggu, 18 Juli 2021 | 10:00 WIB
Sebuah kitab yang sampulnya menampilkan sosok timbul lelaki berambut keriting. Arkeolog menduganya sebagai seraut wajah Yesus Kristus. Apabila benar, berarti penggambaran Yesus tertua yang pernah ada. (DAVID O' NEILL/D K IMAGES)

 

Wajah 3-D pada sampul tersebut satunya memiliki jenggot, tetapi yang lainnya tidak berjenggot. Terlihat juga bekas sidik jari pembuatnya pada temuan tersebut. Di bawah sampul wajahnya, terdapat sebuah tulisan berupa naskah Ibrani kuno yang belum diketahui artinya. Sejauh ini, hanya ditemukan sebuah frasa yang artinya: Juru Selamat Israel.

Berita ini pernah dilansir Daily Mail pada 2011. Pemilik termuan tersebut adalah sopir truk Badui bernama Hassan Saida, yang tinggal di desa Arab umm al-Ghanim, Shibli. Dia telah menolak untuk menjual buklet tersebut, namun dia bersedia meminjamkan dua sampel untuk dikirim ke Inggris dan Swiss demi pengujian. Awalnya, artefak tersebut ditemukan di sebuah gua di Desa Saham, Yordania, dekat dari Israel. Menurut sumber di Desa Saham, dia  menemukannya lima tahun yang lalu setelah peristiwa banjir bandang menimpa.

Baca Juga: Bangkai Kapal di Israel Ditemukan dengan Artefak Kristen dan Muslim

Arkeolog menduga bahwa sampul buklet ini menggambarkan peta Yerusalem. Buklet tampak dikunci oleh deretan cincin. (DAVID O' NEILL/DKIMAGES)

Ketika peristiwa banjir bandang, air bah menyapu pegunungan dan memperlihatkan sebuah batu besar. Lalu, warga menyingkirkan batu tersebut. Ternyata, terdapat sebuah gua di balik batu besar tersebut. Di dalam gua, mereka menemukan sebuah bagian pada tembok yang menjorok ke dalam, membentuk semacam kolom. Kolom-kolom tersebut berisikan buklet. Ada juga objek lain termasuk beberapa pelat logam dan gulungan timah.

Daerah ini terkenal sebagai tempat perlindungan bagi orang Yahudi kuno. Mereka melarikan diri dari  serangkaian pemberontakan terhadap kekaisaran Romawi pada abad kedua Masehi. Era tersebut sangat penting bagi para ulama Alkitab karena mencakup pergolakan politik, sosial, dan agama, yang menyebabkan pertikaian antara Yudaisme dan Kristen. Pertikaian tersebut berakhir dengan kemenangan oleh Kekristenan Romawi.

Baca Juga: INRI, Pria yang Mengklaim Dirinya Sebagai Reinkarnasi Yesus Kristus

Sebuah kitab yang sampulnya menampilkan sosok timbul lelaki berambut keriting. Arkeolog menduganya sebagai seraut wajah Yesus Kristus. Apabila benar, berarti penggambaran Yesus tertua yang pernah ada. (DAVID O' NEILL/D K IMAGES)

Hassan Saida, warga desa Arab umm al-Ghanim, Shibli. Dia menolak untuk menjual buklet dengan lukisan wajah tersebut, namun bersedia meminjamkan dua sampel untuk dikirim ke Inggris dan Swiss demi pengujian. (DAVID O' NEILL/DKIMAGES)

Baca Juga: 'Gereja Rahasia’ Kuno Dari Abad Ke-1 Ditemukan di Bekas Wilayah ISIS

Gua berjarak kurang dari 150 kilometer dari Qumran, tempat Gulungan Laut Mati ditemukan. Menurut arkeolog, Gulungan Laut Mati berisikan versi paling awal dari Alkitab Ibrani dan teks-teks lainnya. Penemuan-penemuan utama itu berhubungan dengan kebangkitan Kekristenan. Gulungan Laut Mati terdiri atas beberapa lembaran yang tampaknya menggunakan bahasa Fenisia. Halaman awalnya pun berupa gambar bergaya, bukan potret wajah, seperti yang ditemukan baru-baru ini.

Gulungan yang baru-baru ini ditemukan masing-masing berisikan delapan atau sembilan halaman, dan diikat dengan cincin timah. Sebagian lembarannya rusak karena terkorosi (perusakan yang disebabkan oleh reaksi kimia) sehingga harus berhati-hati saat membukanya. 

Banyak buku yang semua sisinya masih disegel dengan cincin logam. Artinya, buku-buku tersebut tidak dimaksudkan untuk dibuka. Boleh jadi, buku-buku itu mengandung kata-kata suci yang seharusnya tidak dibaca secara sembarang.

Baca Juga: Naskah Kuno Alkitab dan Mumi Anak Kecil Ditemukan di Gua Horor Israel

Pada 2001, pakar forensik Inggris dan arkeolog Israel telah berkolaborasi untuk mengembangkan model komputer wajah Yesus Kristus berdasarkan antropologi forensik. Hasilnya, seraut wajah Yesus yang berbeda dengan lukisan-lukisan versi Eropa. (BBC Documentary)