Upaya mereka berhasil menemukan lukisan Periode Biru oleh Picasso, Madonna oleh Leonardo da Vinci, dan lukisan pemandangan oleh Santiago Rusiñol yang kemudian dilukis oleh Picasso dan timya.
Untuk menemukan karya 'hilang' ini, Bourached dan Cann menerapkan algoritma transfer gaya saraf ke arah sinar-X lukisan, yang diduga memiliki karya seni lain yang tersembunyi di bawah permukaannya. Teknologi ini memanfaatkan gambar dari pemindaian, serta informasi dari karya seniman lainnya, dalam mereproduksi warna, polesan kuas, dan fitur pembeda lainnya.
Bourached adalah peneliti ilmu saraf dengan minat pada kesenian dan sejarah. “Menggunakan AI untuk menganalisis seni, adalah langkah selanjutnya yang tak terhindarkan untuk memahami masa lalu kita dengan lebih baik,” kata Bourached.
Baca Juga: Lukisan Van Gogh Dicuri Saat Museum Belanda Tutup Karena COVID-19
Lalu, siapakah wanita yang ditemukan di balik lukisan tersebut? Ternyata wanita tersebut adalah mantan kekasih dari Modigliani. Dia adalah penyair, penulis, dan kritikus sastra Inggris bernama Beatrice Hastings. Saat ini lukisan yang ternyata begambarkan Hastings, disimpan dalam koleksi Tate.
Meskipun tercatat bahwa Hastings “terlihat jelek, ganas, (dan) serakah”, setelah pertama kali bertemu Modigliani di kafe Paris pada musim panas 1914, Hastings segera jatuh cinta padanya.
Sudah dua tahun pasangan tersebut berbagi apartemen di Montparnasse untuk agenda produksi kreatif. Hastings diterbitkan secara produktif, dan diketahui, dia telah berpose untuk setidaknya 14 lukisan Modigliani.
Baca Juga: Pusparagam Cycloop: Pulau Asei, Hunian Seniman Lukis Tradisi Sentani
Namun, hubungan mereka juga terganggu oleh kecanduan alkohol, kepribadian yang meledak-ledak, dan konfrontasi kekerasan. “Bahkan dalam lingkungan bohemian Paris pada tahun 1910-an, Hastings dan Modigliani menjadi pasangan yang nakal dan kasar,” tulis Chloe Aridjis, kurator pameran Modigliani Tate pada 2017–2018.
Mungkin secara simbolis, Modigliani mencemooh mantan kekasihnya dengan melukis Hastings pada tahun 1917. Namun, berkat dua ilmuwan London, Hastings telah menemukan cara untuk 'melihat cahaya' lagi; untuk terbebas. Seperti yang Hastings tuliskan pada tahun 1937, “Wanita beradab menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar menjadi 'alat' bagi kehidupan seorang pria. Dia ingin hidup sendiri.”