Seperti semua harimau, mereka adalah karnovora dan memangsa hampir semua hewan yang tersedia baik besar maupun kecil. Termasuk ikan, monyet, babi hutan, tapir, dan rusa. Mereka berburu di malam hari dan menghasilkan sekitar satu pembunuhan besar dalam seminggu.
Harimau Sumatra dapat berlari hingga hampir 40 mil per jam, tetapi hanya dalam waktu yang singkat. Itu sebabnya mereka adalah predator penyergap, perlahan dan diam-diam menguntit mangsanya sampai mereka siap menerkam.
Hilangnya habitat harimau Sumatra membuat mereka harus berjalan lebih jauh untuk mencari makan, terkadang hingga 18 mil.
Hilangnya habitat dan perburuan adalah dua anccaman terbesar yang dihadapi Harimau Sumatra yang terancam punah. Perluasan perkebunan kelapa sawit adalah pendorong utama di balik hilangnya hampir 20 persen habitat mereka antara tahun 2000 dan 2012.
Hilangnya hewan buruan karena pengundulan hutan juga berdampak negatif pada harimau Sumatra.
Perburuan harimau bahkan terjadi di kawasan lindung. Tulangnya digunakan untuk membuat anggur tulang harimau, minuman yang diminati oleh sejumlah kecil orang yang percaya bahwa meminum itu memberikan karakteristik harimau pada peminumnya.
Gigi taring harimau dapat dipakai sebagai perhiasan dan furnitur kulit harimau serta produk lainnya dipandang sebagai simbol status di antara beberapa orang di Asia.