Selidik Misteri Kuburan-Kuburan yang Dibuka Kembali 1.400 Tahun Lalu

By Utomo Priyambodo, Senin, 21 Juni 2021 | 14:33 WIB
Salah satu kuburan di Prancis yang dibuka kembali pada Abad Pertengahan. (Éveha-Études et valorisations archéologiques & Antiquity Publications Ltd.)

 

Praktik membuka kembali kuburan tidak berlangsung lama. "Kebiasaan pembukaan kembali menyebar ke Eropa barat dari akhir abad keenam dan mencapai puncaknya pada abad ketujuh," ucap Astrid Noterman, seorang peneliti postdoctoral di Stockholm University yang turut terlibat dalam stud ini. "Di sebagian besar wilayah, praktik itu mereda di akhir abad ketujuh."

Beberapa ilmuwan yang tidak terafiliasi dengan penelitian ini memiliki beberapa penadapat terkait temuan studi tersebut. "Saya pikir akan sangat sulit untuk mengatakan dengan tepat mengapa orang-orang memindahkan 'barang-barang kuburan,'" ujar Yves Gleize, seorang arkeolog dari National Institute for Preventive Archaeological Research di Prancis.

Satu kekhawatiran yang diungkapkan Gleize adalah bahwa para peneliti studi berusaha menentukan kapan benda-benda dipindahkan dengan memperkirakan tahap pembusukan jenazah di dalam kuburan itu. Ini bermasalah karena mayat dan peti mati dapat bertahan lebih lama atau lebih pendek tergantung pada lingkungan.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Salah Satu Kuburan Perempuan Paling Mewah di Eropa

Tampak lebih dekat kuburan di Prancis yang dibuka kembali pada awal Abad Pertengahan. Praktik kuburan yang dibuka kembali telah didokumentasikan juga dari Inggris hingga Transylvania. (Éveha-Études et valorisations archéologiques & Antiquity Publications Ltd.)

 

"Konservasi ruang kosong di kuburan tergantung [pada] banyak parameter," kata Gleize. Dia mencontohkan, jika kondisinya tepat, mayat manusia dapat terawetkan selama berabad-abad.

Heinrich Härke, seorang profesor arkeologi di Eberhard Karls University Tübingen di Jerman, mengatakan bahwa sementara beberapa "penemuan" telah dilaporkan sebelumnya dalam jurnal atau buku, para penulis makalah studi baru ini adalah yang pertama menyatukan semua temuan tersebut.

"Apa yang baru dalam artikel ini - dan yang pantas untuk ditekankan dan diberikan pengakuan - adalah upaya yang koheren untuk menarik bukti Eropa Barat dan Tengah tentang 'pembukaan kuburan' bersama-sama, menyajikannya sebagai fenomena Eropa pada abad ke-6/Abad ke-7 M, dan menawarkan beberapa kemungkinan interpretasi," papar Härke dalam email.

"Saya pikir ini adalah temuan yang sangat menarik," kata Emma Brownlee, seorang peneliti di Departemen Arkeologi University of Cambridge. "Salah satu hal yang mengejutkan saya adalah fakta bahwa pembukaan kembali terjadi dengan cara yang sangat mirip di tempat-tempat yang jauh seperti Kent [Inggris] dan Transylvania, menunjukkan bahwa ada pemahaman bersama tentang bagaimana berinteraksi dengan orang mati yang melampaui batas-batas budaya. Kami baru saja mulai menghargai betapa saling berhubungannya dunia abad pertengahan awal, dan penelitian seperti ini sangat membantu."

Baca Juga: Situs Kuburan Adipati Jing dari Qi dan Ratusan Kuda yang Dikurbankan