Pertempuran Tarakan, Jejak Mengusir Jepang di Akhir Perang Dunia II

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 22 Juni 2021 | 20:30 WIB
Tentara Sekutu memamerkan bendera dan umbul-umbul Jepang pasca kemenangannya di Tarakan. (Wikimedia)

 

"Operasi [di Biak] ini penting sekali. Sampai hari ini Amerika mencari kabar tentang jenazah serdadunya yang sekitar 500-600 orang, dan Jepang kehilangan sekitar yang gugur hampir 6.000 orang termasuk pasukan Heiho Indonesia yang nantinya ikut berperang di Tarakan," papar Iwan.

Kerumitan yang dihadapi Sekutu karena setiap pertempuran mereka berhasil menyentuh pesisir pulau, karena dibiarkan oleh Jepang. Tetapi ketika serdadu masuk ke daratan, pihak Jepang langsung menggempurnya.

"Berbeda dengan pertempuran di Eropa, yang ketika pasukan melakukan pendaratan langsung digempur," lanjutnya. Ketika pulau Biak berhasil dikuasai, dan dilanjutkan dengan Morotai, Sekutu pun melanjutkannya ke Tarakan.

Baca Juga: Nyaris Terlupakan, Balikpapan Menandai Pertempuran Akbar Penutup PD II

 

Gelombang pasukan Sekutu pada 1 Mei 1945 ke Tarakan. Mayoritas di dalamnya berasal dari Australia, dan sebagian kecil dari KNIL Hindia Belanda. (Wikimedia)

Pertempuran Tarakan sendiri baru dimulai pada 1 Mei 1945. Pihak militer Sekutu yang sangat berpengaruh adalah Australia, sedangkan Belanda memiliki kontribusi yang sangat sedikti. Amerika Serikat lebih berperan di Tarawa, Filipina.

Selain dari Australia, persiapan yang dilakukan sebenarnya sudah ada lewat pasukan Belanda dan KNIL yang dibentuk di negeri kangguru itu. Amerika Serikat lewat kekuatan marinirnya juga melatih kekuatan di selatan Amerika, terang Iwan.

"Pertempurannya cukup kejam. Australia masuk dari Pulau Sadau, kemudian menggempur pantai pendaratan di sebelah selatan pantai barat Tarakan," Iwan berpendapat. "Berbeda dengan pasukan Jepang yang masuk dari hutan rimba ketika menyerang Tarakan pada Januari 1942."

Ada beberapa alutsista yang digunakan Sekutu seperti tank matilda, flam thrower, dan bom napalm. Bom napalm ini bahkan digunakan untuk meghancurkan benteng pertahanan Jepang di perbukitan Tarakan.