Nationalgeographic.co.id—Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti mengkaji 319 catatan tentang laba-laba yang membunuh dan memangsa ular. 297 kejadian itu di antaranya terjadi secara alami di alam liar. 22 sisanya terjadi di penangkaran.
Sekitar sepertiga dari kejadian-kejadian itu berasal dari pengamatan ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal. Sementara sisanya ditemukan di situs berita atau media sosial.
"Semakin lama saya menangani masalah ini, semakin saya menyadari bahwa laba-laba tertentu mencapai prestasi luar biasa seperti itu," kata salah satu peneliti dalam studi ini, Martin Nyffeller, seperti dilansir Live Science. Nyffeller adalah seorang ahli biologi konservasi di University of Base yang sebelumnya telah melaporkan kejadian laba-laba memakan kelelawar dan vertebrata lainnya.
Dari 319 catatan kejadian laba-laba memangsa ular tersebut, lebih dari 30 spesies laba-laba terlibat dalam praktik tersebut dalam kondisi alami, dan 11 lainnya mengambil kesempatan serangan itu di penangkaran, tulis Nyffeler dan J. Whitfield Gibbons melaporkan dalam laporan studi mereka yang terbit bulan ini di Journal of Arachnology. Gibbons adalah seorang ahli herpetologi dari University of Georgia.
Baca Juga: Ratusan Laba-laba Pemburu Menyerbu Kamar Seorang Anak di Australia
Laba-laba widow adalah jenis laba-laba pembunuh yang paling banyak bertanggung jawab atas sekitar setengah dari kematian ular tersebut. Kelompok laba-laba ini termasuk laba-laba black widow terkenal yang memiliki tanda seperti jam pasir di tubuhnya. Nama-nama latin beberapa spesies dari kelompok ini adalah Latrodectus mactans, L. Hesperus, dan L. variolus.
Selain itu ada juga laba-laba kancing Afrika atau L. indistinctus yang juga kerap membunuh ular. Laba-laba ini berukuran kecil sekitar 1,1 sentimeter dan mereka biasanya menargetkan ular kecil yang masih muda, tetapi racunnya cukup mematikan untuk membunuh hewan yang jauh lebih besar.
Anggota keluarga tarantula juga bertanggung jawab atas 10% pembunuhan ular lainnya. Laba-laba yang lebih besar ini tidak membangun jaring, tetapi berburu mangsa secara aktif di tanah atau di pohon.
8,5% insiden pemangsaan lainnya dilakukan oleh laba-laba penenun bola besar atau Nephila pilipes, yang juga diketahui menangkap dan memakan kelelawar dan burung. Laba-laba ini menenun jaring melingkar yang besar dan sangat kuat. Begitu laba-laba ini membunuh ular, mereka menyedot isi perut reptil tersebut seperti halnya yang mereka lakukan pada serangga.
Baca Juga: Kain Ini Terbuat dari Jaring Laba-laba, Produk Tekstil Terlangka Dunia
Laporan-laporan mengenai laba-laba memakan ular itu datang dari setiap benua kecuali Antarktika. Setengah dari peristiwa yang dilaporkan itu terjadi di Amerika Serikat dan hampir sepertiga lainnya terjadi di Australia.
Dalam studi terbaru ini para peneliti menemukan bukti bahwa laba-laba memangsa 86 spesies ular yang berbeda, dengan ular dari keluarga colubrid menjadi korban paling umum. Keluarga ini termasuk spesies umum seperti ular garter (Thamnophis cyrtopsis) dan ular tikus (Pantherophis guttatus), dan prevalensi mereka di antara korban laba-laba kemungkinan mencerminkan fakta bahwa mereka adalah keluarga ular yang paling melimpah di hampir semua benua, tulis Nyffeler dan Gibbons.
Sebagian besar ular yang diserang laba-laba adalah mereka yang bayi atau remaja dengan berat kurang dari satu gram. Tapi laba-laba terkadang juga membunuh ular besar. Korban terbesar mencapai panjang 3,25 kaki atau 100 sentimeter dan beratnya beberapa ons.
Ular yang berukuran besar biasanya dibunuh oleh laba-laba penenun atau tarantula besar. Adapun laba-laba black widow dapat mengatasi ular hingga 30 kali beratnya sendiri. Bahkan dalam sebuah laporan, laba-laba bernama latin Steatoda triangulosa berhasil menjerat ular garter sepanjang 6 inci atau 15 sentimeter yang beratnya 355 kali berat laba-laba itu.
"Pencapaian seperti itu benar-benar mengejutkan," kata Nyffeler kepada Live Science. "Ini hampir tidak bisa dipercaya."
Baca Juga: Sudah Mati Selama 110 Juta Tahun, Mata Laba-Laba Ini Tetap Menyala dalam Gelap
Serangan racun laba-laba umumnya berakibat fatal bagi ular. 86% dari insiden yang dilaporkan berakhir dengan matinya para ular itu. Hanya 1,5% ular yang melarikan diri sendiri. Sementara 11% lainnya diselamatkan oleh pengamat manusia. Begitu seekor laba-laba mengalahkan seekor ular, mungkin butuh berhari-hari bagi hewan kecil itu untuk menghabiskan makanannya tersebut.
Dalam kebanyakan kasus, tulis para peneliti, ular kemungkinan merupakan makanan langka dan keberuntungan bagi laba-laba yang biasanya hidup dari serangga. Namun beberapa laba-laba, terutama tarantula, mungkin menjadikan ular sebagai bagian rutin dari makanan mereka. Selain itu, laba-laba punggung merah Australia (Latrodectus hasselti), juga terlihat memakan kadal dan ular dalam jumlah besar.
Nyffeler mengaku sebenarnya dirinya memiliki fobia ular. Namun penelitian itu mencampuradukkan rasa takut dengan daya tariknya. "Setelah mempelajari 'dunia laba-laba' seumur hidup, sangat menarik untuk melihat sekilas ke dunia paralel, 'dunia ular,'" ucapnya.