Nationalgeographic.co.id—Apa yang akan terjadi di masa depan tentang kenaikan air laut? sebuah catatan sejarah mengatakan selama bertahun-tahun permukaan air laut selalu naik sebanyak sekian milimeter sampai ke puncak tertinggi di akhir abad nanti.
Ada dua penyebab kenaikan muka air laut secara global, salah satunya adalah planet yang semakin panas menyebabkan sebagian besar es mencair. Lainnya ialah di darat dan ekspansi termal air laut. Sementara di Amerika Serikat, penyebab lain kenaikan permukaan air laut ialah karena melambatnya arus teluk (gulf stream).
Lalu, apa artinya kenaikan air laut untuk rawa air asin?
Rawa air asin ada dalam kisaran pasang surut yang sempit. Mereka dapat terus tenggelam dan kering. Saat permukaan air laut naik mereka akan mengikutinya.
Anne Giblin, ilmuwan senior dan direktur ekosistem Pusat Laboratorium Biologi Kelautan Universitas Chicago mengatakan ada tiga mekanisme untuk mengikutinya.
"Pertama mereka bermigrasi mundur ke tempat yang lebih tinggi, kemudian mereka mengumpulkan bahan anorganik dan organik dari air pasang yang datang, dan mereka menghasilkan bahan organik di dalam tanah," kata Giblin di sebuah seminar daring UChicago Yuen Campus Hong Kong.
Baca Juga: Implan Ini Suatu Hari Dapat Mengontrol Siklus Tidur dan Bangun Anda
Migrasi rawa dapat terbentuk saat permukaan air laut naik di daerah yang datarannya lebih tinggi. Sementara jika manusia membangun tembok-tembok pantai, itu justru bermasalah dan mencegah migrasi rawa.
Kemudian rumput memainkan peranan penting dalam menjebak sedimen, karena lebih banyak biomassa di atas tanah, maka akan lebih banyak perangkap untuk mengumpulkan bahan anorganik dan organik dari air pasang yang datang.
Terakhir, cara mereka bertahan dari air laut yang semakin meninggi ialah produksi bahan organik dari rerumputan rawa air asin. Akar dan rimpang di bawah tanah amat lambat terurai dan membentuk gambut yang membantu akresi sedimen. Ketika rerumputan itu habis tersapu ombak justru ia membentuk tanah baru dari tanaman-tanaman yang mati.
Rawa air asin, didominasi oleh rerumputan. Ada dua rerumputan yang mendominasi, satu disebut Cordgrass atau rumput tambang (Spartina alterniflora). Ia berada di "rawa rendah" di mana rumputnya tergenang air selama satu atau dua kali dalam sehari. Satu lagi rumput yang ditemukan di "rawa tinggi". Sebuah jerami rawa air asin (Spartina patens), hanya dibanjiri air saat pasang surut musim semi empat sampai delapan kali perbulannya.
Dalam ekosistem ini perbedaan ketinggiannya tumbuhannya sangat kecil. Antara "rawa rendah" dengan "rawa tinggi" mungkin hanya hitungan centimenter.
Serta lingkungan mereka amat menegangkan. "Karena rerumputan itu saling bersaing untuk mendapatkan nutrisi," ucap Giblin.
Walaupun mereka bersaing, menurut data dari R.H Whittaker Communities and Ecosystems 1975, secara mengejutkan rawa air asin adalah ekosistem paling produktif di planet ini selain bakau.
Ekosistmen produktif ini mendukung sebuah rantai makanan yang kaya dengan mikroba di dasarnya, atau lebih dikenal jaring makanan detritus.
Baca Juga: Thomas Heri Wahyono, Pionir Konservasi Mangrove Laguna Segara Anakan
Rawa air asin juga membantu menjaga air muara tetap bersih dari nutrisi yang datang dari air limbah, pupuk, dan curah hujan.
"Tanaman mengambil sebagian dari nitrogen untuk pertumbuhan. Mikroba mendaur ulang nitrogen dan mengubahnya menjadi bentuk lain. Mikroba lain menghilangkan nitrogen dengan mengubahnya menjadi gas N2," ucap Giblin
Selain itu, lahan basah pesisir seperti rawa air asin juga melindungi dari badai dan ombak. Menurut Giblin, rawa melindungi garis pantai. Rawa dapat mengurangi energi gelombang sampai 67%.