Mereka akan diproduksi massal di lab dan dioleskan ke lapisan lampu LED kecil.
Microchip akan diatur dengan nomor identifikasi unik dan kunci enkripsi, kemudian ditanamkan di bawah kulit dalam prosedur rawat jalan. Chip akan dikendalikan oleh hub bertenaga baterai yang terpasang pada ban lengan. Hub itu akan menerima sinyal yang dikirimkan dari aplikasi seluler.
Seorang insinyur komputer yang sekarang menjadi profesor Universitas Northwestern, Josiah Hester, saat ini sedang mengoordinasikan desain hub eksternal farmasi implan dari lab Evanston, Illinois.
Untuk melindungi dari peretasan dan malware, pengguna harus mengonfirmasi perintah apa pun yang mereka ketuk ke telepon mereka di hub. Data pengguna akan disimpan di hub itu sendiri.
"Jika perusahaan seperti Microsoft atau Apple mencoba mengintegrasikan ini ke dalam produk mereka, harus ada diskusi sosial yang signifikan tentang itu—ini adalah data yang sangat sensitif,” kata Hester di laman Smithsonian.
Baca Juga: Studi: Pandemi Membuat Kualitas Tidur Sebagian Orang Memburuk
Yang terpenting, implan tidak berguna tanpa ban lengan. Kapan saja, untuk alasan apapun, pengguna cukup melepas ban lengan dan microchip akan segera dinonaktifkan.
Kepala Sleep and Circadian Neuroscience Institute di Universitas Oxford, Russel Foster menyorot kemampuan microchip untuk melepaskan obat pada waktu yang tepat sebagai manfaat penting, terutama untuk populasi yang rentan.
Dia adalah profesor yang tidak berafiliasi dengan proyek tersebut, namun ia adalah seorang pendukung yang antusias.
"Jika saya harus pergi ke panti jompo dan perlu memastikan saya mendapatkan obat saya pada waktu yang tepat, saya pasti akan mendapatkan microchip," katanya kepada Smithsonian.