Namun setelah Tiongkok mengklaim kembali Manchuria, ia kembali bekerja sebagai petani untuk menyembunyikan bahwa ia pernah bekerja untuk Jepang. Fosil tersebut tetap tersembunyi dengan aman seiring perubahan rezim di Tiongkok.
Barulah sebelum kematiannya pada 2018, ia membuka rahasia itu kepada keluarganya. Cucunya kemudian menemukan kembali fosil itu dan menyumbangkannya ke Geoscience Museum of Hebei. Keluarganya tidak membuka identitas pria tersebut.
"Fosil Harbin merupakan salah satu fosil kepala manusia paling utuh di dunia," kata Qiang Ji, profesor paleontologi Hebei GEO University, kepada EurekAlert!. "Fosil ini memiliki sejumlah detail rupa yang penting untuk memahami asal muasal Homo sapiens," lanjutnya.
Para arkeolog kemudian melakukan penelitian terhadap fosil ini selama tiga tahun. Dalam penelitian tersebut, mereka mendapati sejumlah temuan menarik.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Fosil Telur Berisi Bayi Dinosaurus
Fosil kepala ini memiliki ukuran yang sangat besar. Berdasarkan penelitian arkeolog, kepala Homo longi memiliki kapasitas otak sekitar 1.420 mililiter. Kapasitas tersebut tidak jauh berbeda dengan Neanderthal dan manusia modern.
Berdasarkan studi morfologi, diketahui bahwa Manusia Naga berumur sekitar 50 tahun saat kematiannya. Spesies manusia ini memiliki rongga mata berbentuk bujur sangkar, alis yang sangat menonjol, serta hidung yang besar. Di bagian rahang, mereka memiliki gigi yang besar dan mulut yang sangat lebar.
Diperkirakan adaptasi seperti ini membantu mereka untuk mengambil napas yang panjang. Hal tersebut sangat membantu dalam berburu dan bertahan hidup di musim dingin yang menggigit.
"Dari analisis kami, fosil Harbin lebih menyerupai Homo sapiens daripada Neanderthal," kata Chris Stringer, antropolog Natural History Museum, kepada AFP. "Dengan kata lain, [fosil] Harbin memiliki kekerabatan lebih dekat dengan kita.
Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Singkap Gaya Hidup Zaman Dinasti Ming