Bagaimana Masa Depan Ribuan Jenis Tumbuhan Rempah Obat Indonesia?

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 29 Juni 2021 | 20:57 WIB
Dalam dunia kedokteran, rempah dan jamu mampu mencegah orang menjadi sakit. Rempah membuat sel-sel dan hormon dalam tubuh berkembang dengan baik. Sifatnya menjaga keseimbangan tubuh. (FREEPIK)

 

Ia berinvestasi pada mesin yang membantu produksi, mulai dari alat ekstraksi hingga penge­ring. Selain mengolah lebih banyak, prosesnya pun menjadi lebih cepat. “Para pengusaha jamu tidak boleh pesimis, jangan tutup mata dengan teknologi,” ungkap Rachmat.

Selain teknologi, Sigit kembali menambahkan, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan potensi jamu di masa depan. Pertama-tama, standarisasi mutu se­suai dengan standar negara tujuan ekspor. Perkara ini meliputi beberapa spesifikasi se­perti keber­sih­an, kadar suhu, jumlah cemaran mikro­organisme, sampai ukuran partikel. Kedua, daya telusur, yaitu kemampuan untuk penelusuran balik atau mendapatkan kembali informasi mengenai asal usul (lokasi dan proses) produk melalui identifikasi nomor registrasi yang sudah dibuat sebelumnya. Ketiga, kesinambungan pasokan—bisa dilakukan dengan sinergitas, akses pasar, dan kemitraan. Pemerintah juga memiliki peran di sini karena mampu membuat kebijakan yang mendukung hal tersebut.

 

Kembang lawang merupakan salah satu rempah yang paling diburu, selain cengkih dan pala, oleh penjelajah samudra abad ke-16. Rasanya mirip dengan adas manis. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

“Dari sisi perekonomian, rempah dan jamu sebenarnya berpotensi besar bagi pen­dapat­an nasional, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyesuaian lapangan kerja. Deng­an bahan baku yang tersedia dari dalam negeri, maka jamu dinilai mampu membawa multiplier effect yang cukup signifikan dari hulu hingga hilir,” jelas Sigit.

Meski begitu, Nuning mengingatkan, pe­ningkatan jaminan mutu itu tidak boleh meng­abaikan lingkungan. Ia menggalakkan green science agar pengembangan jamu berbasis rempah dapat berkelanjutan. Sebagai contoh, jika ingin menggunakan akar dari tanaman obat, sebaiknya pilih dari tumbuhan semusim. Untuk tanaman-tanaman yang hanya tumbuh satu tahun sekali, maka pilih daun atau buahnya sehingga tidak membuat mereka cepat mati.

“Intinya bagaimana bahan baku yang digunakan aman dan berkelanjutan,” kata Nuning. “Riset dan pengembangan produknya juga dipastikan tidak mencemari lingkungan.”