Nationalgeographic.co.id—Walkman bukanlah lompatan besar dalam bidang teknik karena teknologi kaset magnetik telah ada sejak 1963, ketika perusahaan elektronik Belanda bernama Philips pertama kali menciptakannya untuk digunakan oleh para sekretaris dan jurnalis.
Sony, yang pada saat itu telah menjadi ahli dalam elektronik mini membuat serangkaian perekam kaset portabel yang cukup sukses. Pengenalan kaset musik pra-rekaman di akhir 1960-an itu membuka pasar yang baru.
Walaupun, orang-orang masih memilih untuk mendengarkan piringat hitam daripada kaset di rumah, tetapi ukuran kaset yang ringkas membuatnya lebih kondusif untuk stereo mobil daripada vinil atau 8-trek.
Maka pada 1 Juli 1979, Sony Corp memperkenalkan Sony Walkman TPS-L2, pemutar kaset portabel seberat 14 ons berwarna biru dan perak dengan tobol tebal, headphone, dan berbentuk kotak.
Masaku Ibuka, salah satu pendiri Sony, sering berpegian untuk urusan bisnis dan mendapati dirinya menenteng-nenteng perekam kaset TC-D5 Sony yang besar untuk mendengarkan musik.
Ia meminta Norio Ogha, saat itu wakil presiden eksekutif, untuk merancang stereo yang dioptimalkan dengan headphone.
Ibuka pun mengerjakannya, sebuah pemutar musik yang ringkas dan berkualitas tinggi. Kepada Ketua Akio Morita dia berkata.
"Cobalah ini. Tidakkah menurut anda pemutar kaset stereo yang dapat anda dengarkan sambil berjalan-jalan adalah ide yang bagus?" kata Ogha di laman Time.
Baca Juga: Apa Salah Musik-Musik Barat Seperti The Beatles di Telinga Sukarno?
Awalnya Walkman diperkenalkan di Amerika sebagai Sound-About dan di Inggris sebagai Stowaway. Tetapi muncul nama baru tanpa hak cipta di setiap negara.
Sony akhirnya memutuskan Walkman sebagai plesetan dari Sony Pressman, perekam kaset mono yang menjadi dasar protoipe Walkman pertama.
Rilisan pertamanya di Jepang sukses besar, sementara Sony memperkirakan hanya akan menjualnya sekitar 5.000 unit perbulan. Tetapi Walkman terjual lebih dari 50.000 dalam dua bulam pertama.
Sony bukanlah perusahaan pertama yang memperkenalkan audio portabel: radio transitor portabel pertama.
Regency TR-1 berukuran kartu indeks memulai debutnya pada 1954. Namun kombinasi portabilitas Walkman dengan dua baterai AA dan fitur jack headphone menjadikannya produk ideal bagi ribuan konsumen yang mencari stereo portambel kompak yang dapat mereka bawa kemana saja. TPS-L2 sendiri diperkenalkan di AS pada Juni 1980.
Baca Juga: Bioni Samp Si Pembuat Musik Elektronik dengan Lebah
Tahun 1980-an bisa jadi merupaka dekade Walkman. Popularitas perangkat Sony dan merek- merek seperti Aiwa, Panasonic, dan Tohsiba membantu penjualan kaset lebih banyak dari piringan hitam untuk pertama kalinya pada 1983. Bahkan pada 1986 kata Walkman telah masuk ke Oxford English Dictionary.
Munculnya Walkman bertepatan dengan lahirnya kegemaran aerobik dan jutaan orang menggunakan Walkman untuk membuat latihan mereka lebih menghibur.
Antara 1987 dan 1997, puncak popularitas Walkman, jumlah orang yang berjalan dan berolahraga meningkat 30%.
Sony terus meluncurkan variasi pada temanya, menambahkan inovasi seperti penerima AM/FM, bass boss, dan auto-reverse pada model selanjutnya. Sony bahkan membuat Walkman bertenaga surya dan tahan air.
Baca Juga: Rastafarianisme: Gerakan Spiritual dan Kelahirannya di Afrika
Tetapi kaset, seperti teknologi apapun, tidak akan bertahan selamanya. Dengan diperkenalkanya Compact Disc (CD) pada 1982 formatnya pun berganti.
Namun perusahaan ini cukup cepat melompat ke format baru dengan memperkenalkan pemutar CD D-50. Kemudian, Sony telah merilis lebih dari 300 model berbeda di semua format.
Menurut laman The Verge, Walkman menjadi salah satu merek Sony yang paling sukses sepanjang masa, mengubah format selama bertahun-tahun menjadi CD, Mini-Disc, MP3, dan musik streaming.
Lebih dari 400 juta pemutar musik portabel Walkman telaj terjual, 200 juta di antaranya adalah pemutar kaset.
Sony akhirnya menghentikan lini Walkman kaset pada 2010 dan terpaksa membayar penyelesaian yang besar kepada penemu asli pemutar kaset portabel, Andreas Pavel.
Baca Juga: Borobudur, Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa dalam Ekspresi Bermusik