Siapa yang Bertanggung Jawab Atas Hilangnya Perpustakaan Alexandria?

By Bella Jingga Ardilla, Sabtu, 31 Juli 2021 | 20:00 WIB
Kebakaran Perpustakaan Alexandria (history101.com)

 

Berdasarkan Youtube channel TEDed dengan judul What Really Happened to the Library of Alexandria yang ditayangkan pada 14 Agustus 2018, kehancuran Perpustakaan Alexandria pada 48 SM menjadi salah satu kerugian terbesar dalam sejarah dunia kuno.

Perpustakaan Alexandria menjadi bagian dari sebuah lembaga penelitian yang lebih besar, Mouseion yang dipersembahkan untuk para Musai (sembilan dewi yang melambangkan seni). Tujuan utama dibangun Perpustakaan Alexandria adalah untuk mengumpulkan semua buku yang ditulis dalam bahasa Yunani dan buku karya bangsa lain, menyunting karya-karya penyair, dan dramawan Yunani Klaksik dalam bentuk asli, serta mendirikan perpustakaan penelitian untuk para ahli dari segala bidang.

Banyak tokoh terkenal yang menghasilkan karya dari Perpustakaan Alexandria, seperti matematikawan Euclid yang menciptakan konsep geometri. Selain dia, perpustakaan ini melahirkan Heron dari Alexandria yang menciptakan mesin uap pertama di dunia. Heron juga membuat buku Pinakes atau suatu katalog pertama usulan Kallimakhos dari Kirene yang berisi 120 volume tentang isi perpustakaan. Pinakes merupakan katalog pertama yang ada.

 Baca Juga: Arkeolog Menemukan Istana Megah Cleopatra, Ratu Mesir Yang Hilang

Cleopatra Berlin, patung kepala Cleopatra VII dari Mesir Ptolemaic yang dipahat Romawi mengenakan mahkota kerajaan Yunani, pertengahan abad ke-1 SM (sekitar waktu kunjungannya ke Roma pada 46–44 SM). Patung kepala ini ditemukan di sebuah vila Italia di sepanjang Via Appia dan sekarang berada di Museum Altes di Jerman. (ALTES MUSEUM GERMANY)

Perpustakaan Alexandria menyimpan hampir 1.000.000 dokumen penting dari seluruh Asyur, Yunani, Persia, Mesir, India, hingga peradaban lainnya. Kategori buku-buku yang terdapat di Perpustakaan Alexandria mulai dari retorika, hukum, tragedi, komedi, puisi, sejarah, kedokteran, matematika, hingga ilmu pengetahuan alam.

Pada pemerintahan Ptolemeus III, berbagai buku dan manuskrip dari berbagai belahan dunia berhasil dikumpulkan. Hal ini dikarena kota Alexandria merupakan pusat bagi kapal yang melalui laut Mediterania,. Ptolomeus III menetapkan kebijakan bagi setiap kapal yang singgah untuk menyerahkan buku dan disalin. Tetapi, mereka justru menyimpan buku asli dan mengembalikan salinan ke kapal.

 “Perpustakaan itu mungkin masih yang terbesar hingga kini.” Jelas tokoh Islam Indonesia, Profesor Ahmad Syafi’I Maarif.

Baca Juga: Ilmuwan Buat Racikan Parfum Mesir Kuno Favorit Cleopatra, Seperti Apa?